Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang
mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata (Sutjihati Somantri,
2006: 103).
Dalam buku Abnormal Psychology and Modern Life karangan James C. Coleman dan James N. Butcher mengungkapkan:
“The
American Association of Mental Deficiency (AMMD) has defined mental
retardation exiting concurrently sub average general intellectual
functioning existing concurrently with deficits in adaptive behavior,
and manifested during the developmental period” (1980: 467).
AAMD
mendefinisikan retardasi mental adalah
“keterbelakangan mental
menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas dengan
disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan terjadi pada masa
perkembangan”
Dari
kedua definisi anak tunagrahita di atas dapat disimpulkan bahwa anak
tunagrahita adalah sebutan untuk anak yang memiliki IQ di bawah normal,
oleh karena itu anak tunagrahita memerlukan penanganan khusus termasuk
dalam bidang pendidikan karena mereka memiliki kesulitan dalam tugas
akademik, komunikasi maupun sosial.
pada umumnya didasarkan pada taraf intelegensinya, yaitu sebagai berikut:
a. Tunagrahita Ringan (debil atau maron)
Tunagrahita
ringan adalah anak tunagrahita yang memiliki IQ 50-75, mereka mampu
dididik tetapi tidak mampu mengikuti pendidikan pada program sekolah
biasa (Mohammad Effendi, 2006: 90).
Dengan
bimbingan dan pendidikan yang baik tunagrahita ringan pada saatnya akan
memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri dan dapat hidup mandiri.
b. Tunagrahita Sedang (imbecil)
Tunagrahita
sedang atau mampu latih adalah anak yang memiliki IQ 25-50, mereka
hanya mampu dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas
kehidupan sehari-hari (Mohammad Efendi, 2006: 90)
c. Tunagrahita Berat (idiot)
Tunagrahita
berat (idiot) atau mampu rawat memiliki IQ 0-25. mereka tidak mampu
mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus kebutuhan diri
sendiri sangat membutuhkan orang lain. Dengan kata lain, anak
tunagrahita berat atau mampu rawat ini merupakan anak tunagrahita yang
membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena ia tidak
mampu terus hidup tanpa bantuan orang lain (Mohammad Effendi, 2006: 90).