Cara Memberikan Motivasi Belajar Bagi Anak Tunagrahita

Cara Memberikan Motivasi Belajar Bagi Anak Tunagrahita

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman A.M, 2001: 71).

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman A.M, 2001: 73).

Dari keterangan di atas, ternyata motivasi memiliki posisi penentu bagi kegiatan hidup manusia dalam usaha mencapai cita-cita. Oleh karena itu tanpa motivasi, proses belajar tidak akan berjalan dengan baik.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman A.M, 2001: 73). Sedangkan menurut W.S. Winkel menjelaskan bahwa, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menumbuhkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan untuk mencapai tujuan belajar (1987: 92).

Dengan demikian, motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan semangat belajar sehingga siswa akan memacu motivasi dan energinya untuk belajar, sebab kadang-kadang suatu proses belajar mengajar tidak dapat mencapai hasil yang maksimal oleh karena ketidak kuatan daya pendorong (motivasi).

b. Fungsi motivasi belajar

Tanpa adanya motivasi (dorongan) usaha seseorang tidak akan mencapai hasil yang baik, begitu juga sebaliknya. Demikian juga dalam hal belajar, akan lebih baik jika selalu disertai dengan motivasi yang sungguh-sungguh. Maka tidaklah mengherankan apabila ada seseorang yang mampu mencapai prestasi sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam proses belajar mengajar, motivasi mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting. Di antara fungsi motivasi belajar adalah:

  1. Mendorong manusia untuk bertindak atau berbuat, jadi berfungsi
    sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi atau
    kekuatan kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
  2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perbuatan suatu tujuan dan cita-cita.
  3. Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang sesuai guna mencapai tujuan (Ngalim Purwanto, 1995: 70-71).

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa fungsi motivasi dalam belajar itu di samping memberikan dan menggugah minat dan semangat dalam belajar siswa, juga akan membantu siswa untuk memilih jalan atau tingkah laku yang mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidupnya.

c. Macam-macam motivasi belajar

Kebanyakan para ahli membagi motivasi menjadi dua tipe umum yang kemudian lebih dikenal dengan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman A.M, 2001: 87).

Disini individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh yang tidak dapat dilihat, karena sumber pendorong individu tersebut untuk bertingkah laku berasal dari dalam dirinya.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (Sardiman A.M, 2001: 88).

Dalam belajar, siswa memerlukan perhatian dan pengarahan yang khusus dari guru, seringkali jika mereka tidak menerima umpan balik yang baik, berkenaan dengan hasil maka mereka akan menjadi lambat atau mereka menjadi malas belajar.

d. Upaya meningkatkan motivasi belajar

Menurut De Decce dan Grawford (1974) sebagaimana dikutip Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Psikologi Belajar mengungkapkan bahwa ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik antara lain:

1) Menggairahkan anak didik

Dalam kegiatan pembelajaran guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 135).

2) Memberikan harapan realitas

Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realitas dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realitas. Bila anak telah banyak mengalami kegagalan untuk guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 135).

3) Memberikan insentif

Adanya karakteristik tujuan menyebabkan seseorang bertingkah laku untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku tersebut disebut insentif. Insentif dalam pembelajaran PAI tidak selalu berupa materi, tetapi bisa berupa nilai atau penghargaan sesuai kadar kemampuan yang dapat dicapai siswa (Muhaimin, 2002: 139).

4) Mengarahkan perilaku anak didik

Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 136).