CONTOH MAKALAH KENAKALAN REMAJA

CONTOH MAKALAH KENAKALAN REMAJA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 
Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses
penerangan yang memungkinkan tersentuhnya pengembangan daya untuk mengetahui
kemudian membentuk sikap tanggung jawab kepada diri sendiri, lingkungan
masyarakat, dan Dzat Pencipta, yang dalam kelanjutannya melahirkan kemampuan
untuk melakukan sesuatu dalam rangka memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
dirinya dan masyarakatnya untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.

Keadaan seperti itu, tidak terjadi
dikarenakan suatu proses yang lahir dari rencana rinci yang tersusun dalam
suatu silabus yang mencerminkan ruang lingkup, susunan, tingkat materi, atau
teknik belajar mengarang demi tercapainya tujuan yang telah dirumuskan secara
normatif, melainkan merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya interaksi
sosial yang mempengaruhi.

BAB II

PEMBAHASAN

Secara umum, pendidikan adalah
suatu kegiatan yang merubah dan membentuk individu menjadi bercorak diri
(memiliki kepribadian/ personality) yang bernilai tinggi. Kepribadian yang
tertinggi ini tergantung pada filsafat hidup yang dianjut yang dijadikan
landasan tujuan pendidikan itu sendiri.

2.1 Penyebab Kenakalan
Remaja

      Ulah
para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik
ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman
lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya
untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang,
berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.

Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal
dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:

2.2  Faktor Internal   

a.  Krisis identitas

     Perubahan
biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi kedua.

b. Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari
dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

2.3  Faktor Eksternal

  a. Kurangnya perhatian dari orang tua

     
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan
nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan
masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan
kepribadian anak.

    Keadaan
lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti
keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh
kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi
keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan
delinkuensi remaja.

Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya
kenakalan remaja antara lain:

b.
Minimnya pemahaman tentang keagamaan

         Dalam
kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor
terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan
yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap
tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.

c.
Pengaruh dari lingkungan sekitar
,

   Pengaruh budaya barat serta pergaulan
dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya
malah terjerumus ke dalamnyaLingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi
perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang
buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di
lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.

d.
Tempat pendidikan

    Tempat pendidikan, dalam hal ini
yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan
remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang
kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan
antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa
sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi
di negeri ini.


Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:

1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.

2.
Bagi keluarga

   Anak merupakan penerus keluarga
yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak
mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam
kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini
sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan
jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba.
Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk
melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.

3. Bagi lingkungan masyarakat

    Apabila remaja berbuat
kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan
keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang
sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah
semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.

2.3. Solusi Kenakalan Remaja

Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja
masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa
solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan
remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat
umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan
remaja dapat dibagi dalam:

1. Tindakan Preventif

Usaha
pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara
berikut:

  1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas
    remaja
  2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara
    umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya
    menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:

  1. Menguatkan sikap mental remaja supaya
    mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
  2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam
    penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan
    pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
  3. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan
    suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
  4. Memberikan wejangan secara umum dengan
    harapan dapat bermanfaat.
  5. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk
    bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
  6. Mengadakan kelompok diskusi dengan
    memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan
    memberikan pengarahan yang positif.
  7. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar,
    keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan
    remaja.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus
dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan
mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah
bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap
remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap
penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah
adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk
memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan
remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara
khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada
1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku
yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal
berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang
keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta
pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.Akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja itu
sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.