Cara menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran merupakan suatu proses yang
kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam
pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai
macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang kesemuanya itu berpengaruh
terhadap kebiasaannya dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak
peserta didik kurang bernafsu untuk belajar dan membolos terutama pada
mata pelajaran, dan guru yang menurut mereka sulit atau menyulitkan. Untuk
kepentingan tersebut guru dituntut membangkitkan motivasi belajar peserta
didik. Karena motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
akan belajar dengan sungguh-sungguh.
Untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, setiap guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu,
mengapa dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan
kondisi-kondisi belajar dalam lingkungannya. Guru juga sebaiknya mampu untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Tulisan ini bermaksud untuk memaparkan bagaimana menciptakan suatu pembelajaran yang kreatif
dan menyenangkan, sehingga peserta didik ter motivasi untuk mengikuti pelajaran
di kelas.
Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan,
diantaranya keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan
dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi
penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Berikut ini
delapan Keterampilan mengajar dan cara menggunakannya agar tercipta
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan :
A. Menggunakan Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu untuk dikuasai oleh guru, karena hampir
dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan
kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta
didik.
Keterampilan bertanya yang perlu
dikuasai oleh guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan
bertanya lanjutan.
1.Keterampilan bertanya dasar mencakup;
§ Pertanyaan yang jelas dan singkat; pertanyaan harus dibuat jelas dan
singkat serta mempertimbangkan kemampuan berpikir dan perbendaharaan kata yang
dikuasai peserta didik. Usahakan jangan sampai peserta didik tidak dapat
menjawab pertanyaan hanya karena pertanyaan yang berbelit-belit atau karena
peserta didik tidak mengerti pertanyaan yang yang diajukan.
§ Pemberian acuan yaitu sebelum mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan
acuan berupa penjelasan singkat yang berisi informasi yang sesuai dengan
jawaban yang diharapkan,
§ Memusatkan perhatian; pertanyaan juga dapat digunakan untuk memusatkan
perhatian peserta didik,
§ Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; guru hendaknya
berusaha agar semua peserta didik mendapat giliran
dalam menjawab pertanyaan, dan yang lebih penting adalah memberikan kesempatan
berpikir kepada peserta didik sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan.
2. Keterampilan bertanya lanjutan meliputi;
§ Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu mengubah
pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif
lain seperti penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi,
§ Pengaturan urutan pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai
dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan,
§ Pertanyaan pelacak, pertanyaan pelacak ini
diberikan jika jawaban yang diberikan
siswa masih kurang tepat. Sedikitnya ada tujuh jenis pertanyaan pelacak yaitu :
Klarifikasi
· meminta peserta didik memberikan alasan
·Meminta kesepakatan jawaban
·Meminta ketepatan jawaban
·Meminta jawaban yang lebih relevan
·Meminta contoh dan
·Meminta jawaban yang lebih kompleks.
§ Mendorong terjadinya interaksi, untuk mendorong tejadinnya interaksi,
sediktinya perlu memperhatikan dua hal berikut ini :
·Pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta didik, tetapi seluruh
peserta didik diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama
teman dekatnya.
·Guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada peserta didik yang
beratanya, janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada
seluruh peserta didik. Dengan cara ini peserta didik dapat mempelajarai cara
memberikan komentar yang wajar terhadap pertanyaan temannya.
B. Memberi Penguatan
Penguatan merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan
kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan
secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal
yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang
menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk 1) meningkatkan perhatian peserta didik
terhadap pembelajaran, 2) merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan 3)
membina perilaku yang produktif.
Penguatan dapat diberikan kepada pribadi
tertentu, kepada kelompok tertentu, dan kepada kelas secara keseluruhan. Dalam
pelaksanaannya penguatan harus dilakukan dengan segera, dan bervariasi. Terkait
dengan itu maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam memberikan
penguatan;
1.Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh
2. Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai dengan kompetensi
yang diberikan penguatan
3. Hidarkan respon negative terhadap jawaban peserta didik
4. Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi di tampilkan.
5. Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.
C. Mengadakan Variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam
pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias,
tekun , dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi;
1.Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan
mimik, mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik.
2. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar misalnya variasi alat dan
bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan
sekitar
3. Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta
didik, tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan (
deduktif dan induktif).
D. Menjelaskan
Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki
beberapa komponen yang harus diperhatikan, yaitu:
2.Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan
mudah dipahami oleh peserta didik dan dalam memberikan penjelasan harus
mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta
didik.
2. Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih
dahulu kemudian menarik kesimpulan umum dan pola deduktif yaitu hukum atau
rumus dikemukakan lebih dahulu lalu diberi contoh untuk memperjelas rumus dan
hukum yang telah dikemukakan.
E. Membuka dan menutup pelajaran
Membuka
dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan
menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri
sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan. Upaya yang dapat dilakukan
untuk mencapai hal tersebut adalah:
1.Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan
disajikan.
2. Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai.
3. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan
disajikan.
5. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik
terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal
berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
pencapai tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari
serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk menutup pelajaran
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
1.Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari
(kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta didik, atau permintaan guru,
atau oleh peserta didik bersama guru).
2. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas
yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok) sesuai dengan
materi yang telah dipelajari.
4. Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.
F. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu
proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka
untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan dan memecahkan masalah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut :
1.Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi
2. Memperluas masalah atau urunan pendapat
3. Menganalisis pandangan peserta didik
4. Meningkatkan partisipasi peserta didik
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi dan
6. Menutup diskusi Hal-hal yang perlu dipersiapkan
guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan secara efektif dalam
pembelajaran adalah:
1.Pembentukan kelompok secara tepat
2. Memberikan topik yang sesuai
3. Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat berpartisipasi
secara aktif.
G. Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas
merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif,
dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip
yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah; kehangatan dan
keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan
penanaman disiplin diri.
Keterampilan mengelola
kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1.Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal
§ Menunjukkan sikap tanggap dengan cara; memandang secara seksama, mendekati,
memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas.
§ Memberi petunjuk yang jelas.
§ Memberi teguran secara bijaksana.
§ Memberi penguatan ketika diperlukan.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan
pengendalian kondisi belajar yang optimal
§ Modifikasi perilaku yaitu mengajarkan perilaku yang baru dengan contoh dan
pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik dengan penguatan, dan mengurangi
perilaku buruk dengan hukuman.
§ Pengelolaan kelompok dengan cara; peningkatan kerja sama dan keterlibatan,
menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.
§ Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah, misalnya
mengawasi secara ketat, mendorong peserta didik untuk mengungkapkan
perasaannya, menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi, dan
menghilangkan ketegangan dengan humor.
H. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran
yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan
menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun
antara peserta didik dengan peserta didik.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:
1.Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan
motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.
2. Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal,
supervisi, dan interaksi pembelajaran.
3. Perencanaan penggunaan ruangan
4. Pemberain tugas yang jelas, menantang dan menarik.
Untuk melakukan
pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berpikir
peserta didik agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta
didik.
Selain beberapa komponen
keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, guru juga harus
kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai
berikut;
1.Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta
didik.
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta
didik sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakatnya.
4. Pemberi sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab kepada peserta
didik.
6. Membiasakan peserta didik untuk saling bersilaturrahmi dengan orang lain.
7. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
Dengan memiliki beberapa
keterampilan mengajar yang telah diuraikan di atas diharapkan guru tidak lagi
menjadi figur yang menakutkan bagi peserta didiknya, sehingga peserta didik
akan senantiasa memiliki perasaan yang nyaman jika berada dalam proses
pembelajaran dan akan senantiasa memiliki motivasi yang tinggi untuk
Sumber: Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional.
Bandung : Remaja Rosdakarya