Pentingnya komunikasi dalam pembelajaran matematika diusulkan NCTM (Andriani, 2008) yang menyatakan bahwa program pembelajaran matematika sekolah harus memberi kesempatan kepada siswa untuk:
- Menyusun dan mengaitkan ide-ide matematika mereka melalui komunikasi.
- Mengkomunikasikan ide-ide matematika mereka secara logis dan jelas kepada teman-temannya, guru dan orang lain.
- Menganalisis dan menilai ide-ide matematika dan strategi yang dipakai orang lain.
- Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar.
Menurut Sumarmo (Andriani, 2008), kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk:
a. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika.
b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik dan aljabar.
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
d. Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika.
e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Selain itu menurut Greenes dan Schulman (Andriani, 2008) komunikasi matematik adalah:
- Kemampuan menyatakan ide matematika melalui ucapan, tulisan, demonstrasi dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda.
- Kemampuan memahami, menafsirkan dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan atau dalam bentuk visual.
- Kemampuan mengkonstruk, menafsirkan dan menghubungkan bermacam-macam representasi ide dan hubungannya.
Selanjutnya menurut Sullivan & Mousley (Andriani, 2008):
Komunikasi matematik bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, klarifikasi, bekerja sama (sharing), menulis dan akhirnya melaporkan apa yang telah dipelajari.