Fakta 10 Ilmuwan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah

Para ilmuwan dan penemu Muslim (Arab, Persia dan Turki) telah berhasil,

membuat beberapa penemuan yang luar biasa ratusan tahun lebih dulu
dibanding rekan-rekan mereka di Eropa. Mereka menarik pengaruh dari
filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis, termasuk Euclid, Archimedes,
Ptolemy dan lain-lain. Kaum muslimin pada saat itu telah berhasil
membuat berbagai penemuan di bidang kedokteran, bedah, matematika,
fisika, kimia, filsafat, astrologi, geometri dan bidang lainnya.yang tak
terhitung jumlahnya dan menuliskan karya-karyanya dalam berbagai buku.

Berikut Ilmuwan dan Penemu Muslim

1. AL-FARABI

Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat Al-Farabi
adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan.

Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa
sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn
Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).

Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad pertengahan.

Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu
Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian:

  1. Logika
  2. Ilmu-ilmu Matematika
  3. Ilmu Alam
  4. Teologi
  5. Ilmu Politik dan kenegaraan
  6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota
atau Negara Utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui
kehidupan politik dan hubungan antara rejim yang paling baik menurut
pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.

2. AL-BATANI

Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius
adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani
nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī
al-Harrani as-Sabi al-Battānī), lahir di Harran dekat Urfa.

Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan Tahun Matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan tempat wafatnya.

3. IBNU SINA

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat
adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern dan
masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan
karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal Qanun fi Thib  merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā
lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah
Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di
Hamadan, Persia (Iran).

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar,
banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia
dianggap oleh banyak orang sebagai Bapak Kedokteran Modern,
George Sarton menyebut Ibnu Sina sebagai “Ilmuwan paling terkenal dari
Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan
waktu”. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan
The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).

Karya

  1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine/Aturan Pengobatan)
  2. Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
  3. An Najat

4. IBNU BATUTAH

Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga dieja Ibnu Batutah adalah seorang pengembara (penjelajah) Berber Maroko.

Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa
perjalanan pentingnya kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang
ditemuinya ketika sedang berada di Iberia. Meskipun mengandung beberapa
kisah fiksi, Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14.

Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar
dua puluh tahun Ibnu Batutah berangkat haji – ziarah ke Mekah. Setelah
selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000
kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).

5. IBNU RUSYD

Ibnu
Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di Marrakesh Maroko, wafat tanggal 10 Desember 1198) juga dikenal sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).

Ikhtisar

Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520
Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim
terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti
kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami
filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan
pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk
mengabdi sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu
Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat
Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan,
termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi
Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.

Pemikiran Ibnu Rusyd

Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih
dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua
karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani
(Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang
dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd
tentang akidah dan sikap keberagamaannya.

Karya 

  • Bidayat Al-Mujtahid
  • Kulliyaat fi At-Tib (Kuliah Kedokteran)
  • Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at

6. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI

Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika,
astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir
sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat
sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja
sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi
sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai
Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang
memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem
Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan
menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan
tentang astronomi dan astrologi.

Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga
dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua
operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang
tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari
kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap
dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa
Portugis, Algarismo yang berarti digit.

Biografi

Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat
lahirnya sekalipun. Nama beliau mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva)
yang berada di Provinsi Khurasan pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah
(sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelar beliau adalah
Abū ‘Abdu llāh atau Abū Ja’far.

Sejarawan al-Tabari menamakan beliau Muhammad bin Musa al-Khwārizmī
al-Majousi al-Katarbali. Sebutan al-Qutrubbulli mengindikasikan beliau
berasal dari Qutrubbull, kota kecil dekat Baghdad.

Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat
beliau, bersama dengan karya-karya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni
hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833. setelah Islam masuk ke
Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang
dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini, yang juga
dilakukan beliau. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang
didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma’mun, tempat ia belajar ilmu
alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip
Sanskerta dan Yunani.

Karya

Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi,
kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar,
trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika
dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat
memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari
nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi
hisab al-jabr wa’l-muqabala atau: “Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan
Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.

Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825,
memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur
tengah dan kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi
bahasa Latin.

Beberapa kontribusi beliau berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani.

Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi
adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku besar
beliau yang lain, Kitab surat al-ard (“Pemandangan Bumi”;diterjemahkan
oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang
diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut
Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya
diberikan oleh Ptolemeus.

Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Ma’mun
dan berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama
dengan 70 ahli geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut
“ketahuilah dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke
Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan
matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis tentang astrolab dan sundial.

Kitab I – Aljabar

Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Kitab yang
Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan) adalah buku
matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini merangkum definisi
aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai Liber algebrae
et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh
Gerardus dari Cremona.

Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat
dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk
standar (di sini b dan c adalah bilangan bulat positif)

dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua operasi: al-jabr
( الجبر ) atau pemulihan atau pelengkapan) dan al-muqābala
(penyetimbangan). Al-jabr adalah proses memindahkan unit negatif, akar
dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan nilai yang sama di kedua
sisi. Contohnya, x^2 = 40x – 4x^2 disederhanakan menjadi 5x^2 = 40x.
Al-muqābala adalah proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke
sisi notasi. Contohnya, x^2 + 14 = x + 5 disederhanakan ke x^2 + 9 = x.

Beberapa pengarang telah menerbitkan tulisan dengan nama Kitāb al-ǧabr
wa-l-muqābala, termasuk Abū Ḥanīfa al-Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi
al-ǧabr wa-al-muqābala), Abū Muḥammad al-‘Adlī, Abū Yūsuf al-Miṣṣīṣī,
Ibnu Turk, Sind bin ‘Alī, Sahl bin Bišr, dan Šarafaddīn al-Ṭūsī.

Kitab 2 – Dixit algorizmi

Buku kedua besar beliau adalah tentang aritmatika, yang bertahan dalam
Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Translasi
dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan
tabel astronomi pada 1126.

Pada manuskrip Latin,biasanya tak bernama,tetapi umumnya dimulai dengan
kata: Dixit algorizmi (“Seperti kata al-Khawārizmī”), atau Algoritmi de
numero Indorum (“al-Kahwārizmī pada angka kesenian Hindu”), sebuah nama
baru di berikan pada hasil kerja beliau oleh Baldassarre Boncompagni
pada 1857. Kitab aslinya mungkin bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq
bi-ḥisāb al-Hind (“Buku Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan
Kalkulasi Hindu”)

Kitab 3 – Rekonstruksi Planetarium

Peta abad ke-15 berdasarkan Ptolemeus sebagai perbandingan.

Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitāb surat al-Ardh “Buku
Pemandangan Dunia” atau “Kenampakan Bumi” diterjemahkan oleh Geography),
yang selesai pada 833 adalah revisi dan penyempurnaan Geografi
Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402 koordinat dari kota-kota dan tempat
geografis lainnya mengikuti perkembangan umum.

Hanya ada satu kopi dari Kitāb ṣūrat al-Arḍ, yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg.
Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di
Madrid. Judul lengkap buku beliau adalah Buku Pendekatan Tentang Dunia,
dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu
Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis
yang ditulis oleh Ptolemeus dan Claudius.

Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”,
yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul
Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat bermanfaat untuk menentukan posisi
kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik
dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini.
Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut
dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan
peta tersebut.

Buku 4 – Astronomi

Kampus Corpus Christi MS 283

Buku Zīj al-sindhind (tabel astronomi) adalah karya yang terdiri dari 37
simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan
kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik data yang diakui
sekarang.

Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain
oleh astronomer Spanyol Maslama al-Majrīṭī (1000) tetap bertahan dalam
bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126).
Empat manuskrip lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di Bibliothèque
publique (Chartres), the Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca
Nacional (Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford).

Buku 5 – Kalender Yahudi

Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risāla fi
istikhrāj taʾrīkh al-yahūd “Petunjuk Penanggalan Yahudi”). Yang
menerangkan 19-tahun siklus interkalasi, hukum yang mengatur pada hari
apa dari suatu minggu bulan Tishrī dimulai; memperhitungkan interval
antara Era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid; dan memberikan
hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama
dengan yang ditemukan oleh al-Bīrūnī dan Maimonides.

Karya lainnya

Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris
berisi pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari al-Khawarizmī. Manuskrip di Istanbul berisi tentang sundial, yang
disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti determinasi arah Mekkah adalah salah satu astronomi sferik.

Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat sa’at al-mashriq fī kull balad)
dan determinasi azimut dari tinggi (Ma’rifat al-samt min qibal
al-irtifā’).

Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan astrolab.
Ibnu al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab)
juga menyebutkan Kitāb ar-Ruḵāma(t) (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh
(buku sejarah) tapi 2 yang terakhir disebut telah hilang.

7. UMAR KHAYYAM

‘Umar Khayyām (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur,
Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah ‘Umar bin Ibrahim
Khayyāmi Nisyābūri . Khayyām berarti “pembuat tenda” dalam bahasa
Persia.

Sang Matematikawan

Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai
seorang matematikawan dan
astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada
15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092)
memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang
dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa
pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan
oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah
diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari
Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru
melakukannya pada 1918).

Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.

Sang astronom

Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk
membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan
sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat
akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur
panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari.

Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Ia
pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.

Umar Khayyām dan Islam

Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak
jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia
menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari
campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran
serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan
bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang
teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan
pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam. Khayyām akhirnya naik
haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim.

Omar Khayyam, Sang Skeptik

Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah
Minum berseru – “Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang
kami punyai untuk singgah, / Dan bila kami pergi, mungkin kami takkan
kembali lagi.”

Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan
meyangka setelah ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara
Kegelapan / “Hai orang bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!”

Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang
Dua Dunia dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh;
Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan mulut mereka
tersumbat dengan Debu.

Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak /
Untuk berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; /
Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta; / Bunga yang pernah
sekali mekar, mati untuk selama-lamanya.

Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik
pandai dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini
dan tentang: namun terlebih lagi / Keluar dari Pintu yang sama seperti
ketika kumasuk.

Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri
mengusahakannya agar bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik – /
“Aku datang bagai Air, dan bagaikan Bayu aku pergi.”

Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air
yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang
meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.

Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus:
bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali
untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan
sepatah Kata daripadanya.

Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita
merangkak hidup dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya
meminta tolong – karena Ia / Bergelung tanpa daya seperti Engkau dan
Aku.

Omar Khayyám, Penulis dan Penyair

Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya
keberhasilan ilmiahnya, tetapi
karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu
puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena
The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward
Fitzgerald (1809-1883).

Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti “kuatrain”), tetapi terjemahan
Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.

8. TSABIT BIN QURRAH

Abu’l Hasan Tsabit bin Qurra’ bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 – 18
Februari 901) adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan
dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa Latin.

Tsabit lahir di kota Harran, Turki.
Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan
Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang
berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

Al-Sabiʾ Thabit bin Qurra al-Ḥarrānī, Latin: Thebit / Thebith / Tebit,
826 – 18 Februari, 901) adalah seorang ahli matematika, dokter,
astronom, dan penerjemah Islam Golden Age yang tinggal di Baghdad pada
paruh kedua abad kesembilan.

Ibnu Qurra membuat penemuan penting dalam aljabar, geometri, dan
astronomi. Dalam astronomi, Thabit dianggap sebagai salah satu dari para
reformis pertama dari sistem Ptolemaic, dan dalam mekanika dia adalah
seorang pendiri statika.

9. MUHAMMAD BIN ZAKARIYA AL-RAZI

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes
di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup
antara tahun 864 – 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865
dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan
kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq
di Baghdad.
Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit
di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.

Biografi

Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada
tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota
Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi
Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.

Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi
tapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang
ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi
dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat.
Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari
sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.

Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari,
seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan
seorang Yahudi
yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah
untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah,
al-Mu’tashim.

Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter
disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa
kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis
at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq.
Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan
al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.

Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi
memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia
mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul
Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak
murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak
membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya.

Kontribusi 

Bidang Kedokteran

Cacar dan campak

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi
merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:

Cacar terjadi ketika darah ‘mendidih’ dan terinfeksi, dimana
kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda
(yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah
yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap
ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur.
Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga
masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah
kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi
epidemi.

Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis: “Pernyataan
pertama yang paling akurat dan tepercaya
tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9
yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi
penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara
mencegah wabah tersebut
.”

Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku
pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang
berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan
bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan
pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: “Kemunculan cacar
ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal
pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin
parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di semua
bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi
perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala
lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada
tenggorokan
.”

Alergi dan demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan
yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis
tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia
menjelaskan timbulnya penyakit rhintis
setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan
ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk
melindungi diri.

Farmasi

Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan
seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan
obat-obatan yang berasal dari merkuri.

Etika kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran.
Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan
tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada
saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungkin
mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa
menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi sangatlah tidak
mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi
menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi
baru. Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan
dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa
seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan
penyakit kanker dan kusta yang sangat berat. Sebagai tambahan, ar-Razi
menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di
kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi perintah
sang dokter.

Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat
baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk
masyarakat sekitar.

Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran

Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:

  • Hidup yang Luhur
  • Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum
  • Keraguan pada Galen
  • Penyakit pada Anak

10. ABU MUSA JABIR BIN HAYYAN

Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia
Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada
tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia.
Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada
masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid
di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam
penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali.
Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia
yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam
penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan
penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses
tersebut.

Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia dan metalurgi.

Karya Jabir antara lain:

  • Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy)
  • Kitab Al-Sab’een
  • Kitab Al Rahmah
  • Al Tajmi
  • Al Zilaq al Sharqi
  • Book of The Kingdom
  • Book of Eastern Mercury
  • Book of Balance