A. MENGAGUNGKAN ILMU
Penting diketahui,Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula
ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli
ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.Dan dapatnya orang
mencapai sesuatu hanya karena mengagungkan sesuatu itu, dan gagalnya pula
karena tidak mau mengagungkannya.
B. MENGAGUNGKAN GURU
Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu menghormati pada sang guru. Ali ra berkata:
“Sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf.
Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap menjadi
hambanya.”
Dalamarti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di
tempatnya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara
macam-macam darinya, dan menanyakan hal-hal yang membosankannya, cukuplah
dengan sabar menanti diluar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah.
Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela, menjauhkan amarahnya
dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama, sebab
orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam melakukan perbuatan durhak kepada
Allah Maha Pencipta. Termasuk arti menghormati guru pula, yaitu menghormati
putera dan semua oarang yang bersangkut paut dengannya.
C. MEMULYAKAN KITAB
Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu memulyakan kitab, karena itu, sebaiknya Para pelajar
jika mengambil kitabnya itu selalu dalam keadaan suci. Hikayat, bahwa Syaikhul
islam Syamsul Aimmah Al-Khulwaniy pernah berkata : “Hanya saya dapati ilmu
ilmuku ini adalah dengan mengagungkan. Sungguh, saya mengambil kertas belajarku
selalu dalam keadaan suci.Termasuk memulykan yang harus dilakukan, hendaknya jangan
membentangkan kaki kearah kitab.
Kitab tafsir letaknya diatas kitab-kitab lain, dan jangan sampai menaruh sesuatu diatas kitab.Termasuk pula arti mengagungkan,
hendak menulis kitab sebaik mungkin. Jangan kabur, jangan pula membuat catatan
penyela/penjelas yang membuat tulisan kitab tidak jelas lagi, kecuali terpaksa
harus dibuat begitu.Dansebaiknya format kitab
itu persegi empat, sebagaimana format itu pulalah kitab-kitab Abu Hanifah.
Dengan format tersebut, akan lebih memudahkan jika dibawa, diletakkan dan di
muthalaah kembali.Dan jangan ada warna
merah didalam kitab, karena hal itu perbuatan kaum filsafat bukan ulama salaf.
Lebih dari itu ada diantara guru-guru kita yang tidak suka memakai kendaraan
yang berwarna merah.
D. MENGHORMATI TEMAN
Menghormati teman belajar dan guru pengajar. Bercumbu rayu itu tidak dibenarkan, selain dalam
menuntut ilmu. Malah sebaliknya di sini bercumbu rayu degnan guru dan teman
sebangku Para Para pelajarannya.
E. SIKAP SELALU HORMAT dan KHIDMAH
Dalammenuntut ilmuharus memperhatikan segala ilmu dan hikmah atas dasar selalu
mengagungkan dan menghormati, sekalipun masalah yang itu-itu saja telah ia
dengar seribu kali. Adalah dikatakan : “Barang siapa yang telah
mengagungkannya setelah lebih dari 1000 kali tidak sebagaimana pada pertama
kalinya, ia tidak termasuk ahli ilmu.”
F. JANGAN MEMILIH ILMU SENDIRI
Hendaklah sang murid jangan menentukan pilihan sendiri terhadap ilmu yang akan dipelajari. Hal
itu dipersilahkan sang guru untuk menentukannya, karena dialah yang telah berkali-kali
melakukan percobaan serta dia pula yang mengetahui ilmu yang sebaiknya
diajarkan kepada seseorang dan sesuai dengan tabiatnya.
G. JANGAN DUDUK TERLALU DEKAT DENGAN GURU
Diwaktu belajar, hendaklah jangan duduk terlalu mendekati gurunya, selain bila
terpaksa. Duduklah sejauh antar busur panah. Karena dengan begitu, akan
terlihat mengagungkan sang guru.
H. MENYINGKIRI AKHLAK TERCELA
Para pelajar selalu memnjaga dirinya daripada akhlak-akhlak yang tercela. Karena akhlak
buruk itu ibarat anjing. Rasulullah saw bersabda: “Malaikat tidak akan
masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau anjing”. Padahal orang
belajar itu dengan perantara malaikat. Dan terutama yang disingkiri adalah
sikap takabur dan sombong.