Bacaan Surat Al Kautsar Arab, Latin, dan Terjemahannya.
Surat Al Kautsar merupakan surat pendek namun penuh dengan makna. Di dalam Al-Qur’an, surat yang berada di urutan ke-108 ini terdiri hanya sebanyak tiga ayat saja. Syaikhul islam ibnu taimiyyah juga mengatakan alangkah mulianya surah Al Kautsar.
Para ulama berselisih pendapat tentang status surat Al Kautsar, apakah tergolong Makkiyah atau Madaniyah. Sebagian ulama menyatakan bahwa surat Al-Kautsar adalah Makkiyah berdasarkan topik pembahasan surat ini. Asbabun Nuzul surat ini diturunkan karena munculnya cercaan orang-orang kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad.
Berikut ini Bacaan Surat Al Kautsar secara lengkap dengan tulisan Arab, Latin dan Terjemahaanya.
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Bismillahi rrahmani rrahim.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
Innā a‘ṭainākal-kauṡar(a).
1. Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Faṣalli lirabbika wanḥar.
2. Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Inna syāni’aka huwal-abtar(u).
3. Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Makna Terkandung Dalam Surat Al Kautsar
Surat Al Kautsar berisi sanjungan terhadap Nabi Muhammad, dimana Allah telah memberikan kepada beliau “Al-Kautsar”. Para ulama berbeda pendapat tentang makna Al-Kautsar. Pendapat pertama, Al-Kautsar artinya kebaikan yang banyak. Diambil dari kata كَثْرَةٌ yang berarti banyak, kemudian dibentuk dengan wazan فَوْعَلْ sehingga menjadi الْكَوْثَرَ .
Sehingga dapat diberi makna bahwasannya Allah telah memberikan kepada Muhammad kebaikan yang banyak. Diantaranya adalah sungai al-Kautsar di surga dan telaga al-Kautsar di padang mahsyar. Pendapat pertama ini bersifat umum.
Pendapat kedua, Al Kautsar adalah sebuah sungai di surga sebagaimana dikuatkan oleh banyak hadits dan juga termasuk telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku ‘azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana (gelas) di telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Namun ada dari sebgaian hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut. Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa mereka telah amalan baru sesudahmu.” (HR Muslim no. 400)
Hadits ini menunjukan bahwa termasuk Al Kautsar adalah telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Telaga Nabi dinamakan juga dengan al-Kautsar karena sumber airnya berasal dari sungai al-Kautsar yang ada di surga.
Dari Abu Dzarr, ia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan bejana yang ada di al-haudh (telaga Al-Kautsar)?” Nabi menjawab, “Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya. Wadah untuk minum yang ada di telaga Al-Kautsar banyaknya seperti jumlah bintang dan benda yang ada di langit pada malam yang gelap gulita. Itulah gelas-gelas di surga. Barang siapa yang minum air telaga tersebut, maka ia tidak akan merasa haus selamanya. Di telaga tersebut ada dua saluran air yang mengalirkan air dari surga dengan deras. Barang siapa meminum airnya, maka ia tidak akan merasa haus. Lebarnya sama dengan panjangnya, yaitu seukuran antara Amman dan Ailah. Airnya lebih putih dari pada susu dan rasanya lebih manis dari pada manisnya madu.” (HR Muslim no. 2300)
Dalam riwayat lain juga dikatakan, “(Wahai Rabbku), mereka betul-betul pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sebenarnya engkau tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu.” Kemudian aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku.” (HR Bukhari no. 7051)
Shalat dan menyembelih merupakan ibadah yang sangat mulia, sehingga seringkali Allah gandengkan ketika menurunkannya dalam bentuk wahyu. Keduanya merupakan bukti tauhid seorang mukmin.
Beberapa faidah dari ayat ini (lihat Majmuu al-Fataawaa, Ibnu Taimiyyah 16/531-533) :
Pertama : Allah menggunakan huruf فَ di awal ayat فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ yang artinya “Maka dirikanlah shalat…”. Yang hal ini menunjukan sebab, yaitu seakan-akan Allah berkata, “Wahai Rasulullah, karena engkau telah diberikan al-Kautsar, maka sholatlah dan menyembelihlah”. Ini menunjukan bahwa dua ibadah ini -sholat dan menyembelih- adalah bukti terbesar akan syukur kepada Allah. Karena sholat adalah ibadah badan yang termulia, dan menyembelih adalah ibadah harta yang termulia.
Dan Nabi benar-benar menjalankan perintah ini, sehingga beliau banyak sekali sholatnya dan banyak sekali menyembelih. Bahkan tatkala haji wadaa’ beliau menyembelih 100 ekor unta, 63 ekor diantaranya beliau sembelih langsung dengan tangan beliau yang mulia
Kedua : Allah memerintahkan untuk menggabungkan kedua ibadah ini karena keduanya menunjukan akan tawadhu’, merasa butuh kepada Allah, kuatnya keyakinan, berprasangka baik kepada Allah bahwasanya Allah akan memberi ganti yang lebih baik kepadanya. Tidak sebagaimana sebagian orang yang tidak menyembelih karena takut miskin dan kekurangan.
Ketiga : Tatkala Allah menjanjikan Nabi dengan sungai al-Kautsar sekaan-akan Allah mengatakan, “Wahai Rasulullah janganlah engkau bersedih karena terluputkan sesuatupun dari perkara dunia. Karena perkara dunia itu tidak ada apa-apanya dengan ganjaran akhirat”
Keempat : Perintah Allah kepada Nabi untuk sholat dan menyembelih sebagai isyarat agar Nabi jangan peduli dengan cercaan kaum musyrikin, akan tetapi hendaknya Nabi menghadapi cercaan mereka dengan sibuk beribadah kepada Allah.
Surat Al Kautsar oleh sebagian ulama digolongkan sebagai surat Makkiyyah. Sebagaimana yang tercatat dalam suatu riwayat ketika Ibrahim putra Rasulullah wafat maka kaum Quraisy berkata, “Sekarang Muhammad menjadi abtar (terputus keturunannya).” (lihat Tafsir al-Qurthubi 20/222).
Hal ini menyebabkan beliau bersedih hati. Maka turunlah ayat ini sebagai penghibur baginya. Karena seseorang tidak mungkin jaya kecuali jika dia mempunyai anak yang akan meneruskan perjuangannya kelak.
Ketika anak Nabi yang laki-laki semuanya meninggal, maka mereka mengatakan bahwa Muhammad akan selesai urusannya. Tetapi Allah menurunkan ayat ini dan mengatakan bahwa merekalah yang mencela yang akan terputus.
Nama Rasullulah tetap indah dan abadi sampai sekarang, semua orang menyebut-nyebutnya. Sedangkan para pencela Nabi Muhammad namanya sudah tak terdengar, hilang dalam sejarah dan tidak ada lagi yang mengenalnya. Ini merupakan bentuk pemuliaan Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Itulah makna dari QS. Al Kautsar ayat 1-3. Semoga Bacaan Surat Al Kautsar Arab, Latin, dan Terjemahannya ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin.