Suasana pembelajaran efektif

Suasana pembelajaran efektif – Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar
mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik,
namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman
yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan
perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

I. PENDAHULUAN

Mengajar (teaching) dapat membantu
siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana
untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar[1].
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam
pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan
atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan
pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah
bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi
pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang
ada agar dapat berfungsi secara optimal.

Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan
yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam
proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak
akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru
dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan
kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif
setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah
sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar
terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain
itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing
oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam
ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode
pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran
tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.

Guru memiliki peran yang sangat
penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan
atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya
selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan
pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang
tepat.

Upaya ini tentu menuntut
perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar,
strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses
pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa
untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan
individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.

Makalah ini membahas bagaimana
menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga
dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran
yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.

D. Suasana
pembelajaran efektif

Keberhasilan pengajaran dalam arti
tercapainya tujuan-tujuan pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengatur
kelas yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik dapat
belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat
belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang
merangsang untuk belajar. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya
guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan
Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal
yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan
waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang
selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.[20]

Untuk mewujudkan suasana kelas yang
mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses
belajar mengajar[21] yaitu :

1. Memanggil setiap murid dengan
namanya

2. Selalu bersikap sopan kepada
murid,

3. Memastikan bahwa anda tidak
menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu

4. Merencanakan dengan jelas apa
yang anda lakukan dalam setiap pelajaran

5. Mengungkapkan kepada murid-murid
tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini

6. Dengan cara tertentu melibatkan
setiap murid selama pelajaran

7. Memberikan kesempatan bagi murid
untuk saling berbicara

8. Bersikaplah konsisten dalam
menghadapi murid-murid.

Untuk menciptakan suasana yang dapat
menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih
memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam
belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.[22] dalam hal ini
akan diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran:

1. suasana belajar
yang menyenangkan

suasana belajar yang menyenangkan
membuat pembelajaran akan berjalan efektif, apabila suasana pembelajaran
tersebut menyenangkan, peserta didik akan lebih Rileks, Bebas dari tekanan,
Aman, Menarik, Bangkitnya minat belajar, Adanya keterlibatan penuh, Perhatian
peserta didik tercurah, Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas
terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak),
Bersemangat, Perasaan gembira, Konsentrasi tinggi. Suasana pembelajaran yang
menyenagkan menghindarkan pembelajaran yang tidak efektif, karena peserta didik
tidak Tertekan, Perasaan terancam, Perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya,
tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran
monoton, pembelajaran tidak menarik siswa.[23]

2. Suasana bebas

Suasana bebas atau terbuka
(permisif) merupakan kebebasan bagi siswa dalam berbicara dan atau berpendapat
sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran, sehingga dengan hal tersebut
siswa tidak akan merasakan tekananan, adanya rasa takut, malu dan lainnya
terhadap guru maupun sesame peserta didik.[24]

3. Pemilihan media
pengajaran dan metode yang sesuai

Menurut Nasrun dalam forum
pendidikan mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan
media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu
menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana
pengajaran dengan baik.[25]

E. Upaya Memelihara
Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif

Dalam perannya sebagai pengelola
kelas, guru juga hendaknya mampu mengelola kelas dengan baik, karena kelas
merupakan lingkungan belajar yang paling utama dan merupakan aspek lingkungan
sekolah yang perlu diorganisasikan dengan baik. Lingkungan kelas hendaknya
diatur dan diawasi sedemikian rupa agar kegiatan belajar lebih terarah dan
dapat merangsang siswa untuk giat belajar serta aktif mengikuti pelajaran[26].

Strategi pengelolaan kelas adalah
pola/siasat, yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga
siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan Untuk mencegah timbulnya
tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar
mengajar, guru berusaha mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian
kepada peserta didik, memahami mereka secara individu dan memberi
pelayanan-pelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah.

Upaya-upaya yang dilakukan ini
merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana
belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai
dengan maksimal.

1. Tanggung jawab
Pendidik

Dalam memelihara kondisi dan suasana
belajar yang efektif maka guru sebagai pembimbing mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam melaksanakannya. Adapun yang harus dilakukan seorang guru adalah:

  • Guru sebagai perancang
    pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan kegiatan belajar
    mengajar secara efektif, yang berarti harus memiliki pengetahuan dan
    keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses belajar mengajar[27].
  • Guru sebagai pengelolah pengajaran,
    dituntut untuk memiliki kemampuan mengelolah seluruh proses kegiatan
    belajar mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menguntungkan
    bagi siswa sehingga siswa benar-benar belajar secara efektif .[28]
  • Guru sebagai evaluator of
    learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti prestasi belajar
    yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi ini merupakan
    umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar sehingga memperoleh
    hasil yang optimal.[29]
  • Guru sebagai pembimbing,
    dituntut untuk mengadakan pendekatan secara instruksional yang bersifat
    pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Pendekatan
    pribadi dimaksudkan untuk lebih mengenal dan memahami murid-murid secara
    mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruan belajar mengajar.[30]
  • Guru harus menjadi pembimbing
    dan penyuluh yang tegas yang memelihara dan mengarahkan perkembangan
    pribadi dan keseimbanggan mental murid-muridnya. Guru juga menjadi orang
    tua murid didalam mempelajari dan membangun system nilai yang dibutuhkan
    dalam masyarakat dalam dewasa ini.

2. Penataan
Lingkungan Belajar

Dalam memelihara kondisi dan suasana
yang efektif perlu adanya penataan lingkungan belajar. Aktivitas guru dalam
menata lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan
belajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dalam melakukan penataan
lingkungan belajar dikelas tiada lain melakukan aktivitas pengelolaan kelas
atau manajemen kelas (classroom management). Menurut Milan Rianto, pengelolaan kelas
merupakan upaya pendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar
serta memulihkannya apabila terjadi gangguan dan/atau penyimpangan, sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.[31] Lingkungan belajar di
kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau
konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat di klasifikasikan yang menyangkut
: lingkungan (keadaan) fisik, dan lingkungan sosial.

3. cara pengajaran
Pendidik

Dalam rangka memelihara kondisi dan
suasana belajar yang efektif maka guru harus mampu memilih cara yang tepat
dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan
melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka seorang Pendidik harus mampu dan
menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara
pleksibel.[32]

Dalam hal ini guru harus mempunyai
pengetahuan dan keahlian yang profesional dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam
hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi pengajaran,
mempunyai keahlian manajemen kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi
dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang
beragam. Dalam hal ini Pentingnya Guru Memotivasi Siswa merupakan salah satu
yang urgen dalam meningkatkan minat belajar siswa. Untuk itu guru harus:

a. Siswa senantiasa memerlukan
dorongan dari guru

b. Siswa perlu bekerja dan berusaha
sesuai tuntutan belajar

c. Motivasi perlu dimiliki oleh
siswa agar mereka memiliki ketangguhan dalam belajar

Motivasi merupakan proses yang
kompleks, hal ini terlihat bahwa motivasi merupakan upaya untuk mengubah
sesuatu hal yang bersifat positif dalam pembelajaran. Hal ini karena:

a. Motif merupakan sebab terjadinya
tindakan

b. Individu memiliki kebutuhan dan harapan
yang senantiasa berubah

c. Manusia ingin memiliki kepuasan
atas tercapainya kebutuhan

d. Perilaku yang mengarah pada
tujuan tidak selalu mencapai kepuasan

Guru harus mampu dan tahu bagaimana
memotivasi siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dengan ini ada
beberapa prinsip-prinsip dalam mengembangkan memotivasi siswa yaitu:

a. Prinsip Kompetisi

b. Prinsip Pemacu

c. Prisnip Ganjaran dan Hukuman

d. Kejelasan dan kedekatan tujuan

e. Pemahaman hasil

f. Pengembangan minat

g. Lingkungan yang kondusif

h. Keteladanan

Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka harus terwujud seorang
guru yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, adanya penataan
lingkungan belajar yang baik, serta cara atau strategi pengajaran seorang guru
yang profesional.

F. Strategi
pembelajaran Efektif

Cara belajar yang efektif dapat
membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
tujuan instruksional yang ingin dicapai[33]. Untuk meningkatkan cara belajar
yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal dan seefektif mungkin. Dalam melaksanakan strategi tersebut,
diperlukan beberapa hal yaitu:

1. Prinsip-prinsip
belajar

Prinsip belajar merupakan cara untuk
mencapai pembelajaran yang efektif. Dengan adanya prinsip belajar ini, akan
terjadi sebuah perubahan bagi peserta didik yang signifikan diantaranya:

a. Perubahan yang disadari

b. Perubahan yang berkesinambungan

c. Perubahan fungsional

d. Perubahan bersifat positif aktif

e. Perubahan secara permanen

f. Perubuhan yang terarah

2. Esensi Belajar

a. Perubahan seluruh aspek pribadi

b. Proses yang disengaja dan
disadari

c. Terjadi karena ada
dorongan/kebutuhan yang ingin dicapai

d. Bentuk pengalaman yang
sistematis, dan terarah

3. Rangkaian
aktivitas belajar

a. Adanya kebutuhan dan tujuan :
merasakan adanya kekurangan

b. Kesiapan untuk memenuhi kebutuhan

c. Pemahaman situasi : melihat aspek
yang terkait dengan belajar

d. Menafsirkan situasi : hubungan
berbagai aspek

e. Respons : aktivitas belajar

4. Hasil
Pembelajaran

a. Informasi verbal

b. Kecakapan intelektual :
diskriminasi, konsep konkret, aturan

c. Strategi kognitif

d. Sikap

e. Kecakapan motorik

5. Kualitas
Belajar

a. Belajar untuk menjadi diri
sendiri

b. Belajar untuk belajar

c. Belajar untuk berbuat

d. Belajar untuk
hidup bersama secara damai

G. Manajemen
Pengajaran Efektif

Pengelolaan atau manajemen adalah
kemampuan dan keterampilan untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang
lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Hersey dan
Blanchard memberi arti pengelolaan sebagai[34] berikut : Management as working
with and trough individuals and groups to accomplish organizatinal goals
(pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui seseorang
serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi). Stoner
mengemukakan bahwa : ”Management is the proses of planing, organizing, leading
and controling the efforts of organizing members and of using all other
organizational resources to achieve stated organizational goals. manajemen
pengajaran efektif merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya
dalam proses menolong murid mencapai pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan
pemahaman terhadap dunia di sekitarnya secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengembangkan
aktivitas pengajaran secara efektif sebagaimana dikemukakan diatas terdapat
pembaharuan atau perubahan secara inovatif.

Pertama, manajemen pembelajaran
adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber
daya pengajaran) untuk mencapai visi dan misi pengajaran, Kedua, manfaat
manajemen pengajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam menggunakan dan
memelihara kurikulum (satuan program pengajaran) yang dilaksanakan, Ketiga,
secara organisasional pembelajaran atau kegiatan aktivitas pengajaran guru
dituntut memiliki kesiapan mengajar dan murid disiapkan untuk belajar, Keempat,
dalam menjalankan fungsi manajemen pembelajaran guru harus memanfaatkan sumber
daya pengajaran (learning resources) yang ada di dalam kelas maupun di luar
kelas[35].

Berbagai sumber daya pengajaran yang
dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran antara lain : Pertama, kunjungan /
fiel trif yang memiliki kualifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada
pelajar. Kedua, peralatan pengajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran. Ketiga,
buku-buku pelajaran. Keempat, berbagai tulisan/paper, diagram, outline yang
dapat melayani tujuan pengajaran selama proses aktivitas pengajaran. Kelima,
penggunaan gambar-gambar. Keenam, CD yang berisikan rekaman gambar dari film
dan dapat diakses dengan menggunakan komputer. Ketujuh, pengaturan ruang kelas
untuk melayani berbagai aktivitas pengajaran. Keenam, Film, Vidiotapes,dll.

Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan manajemen dalam suatu model pembelajaran , yaitu
:

  • Manajemen efektif adalah hasil
    dari sejumlah faktor, tidak ada cetak biru/pedoman yang sederhana bagi
    manajemen kelas yang efektif. Guru harus menentukan kebutuhan murid-murid
    dengan mengembangkan suatu sistem manajemen untuk keseharian kepada
    kebutuhan kepribadian anak yang diharapkan berinteraksi terhadap prestasi
    tertentu.
  • Manajemen efektif mendorong
    keberhasilan murid. Fungsi manajemen yang baik adalah sebagai alat
    penghubung kekuatan yang dimiliki murid ke dalam suatu pengalaman
    pembelajaran produktif jika murid belajar secara efisien, maka guru akan
    lebih berusaha mencapai prestasi dalam pengelolaan kelas yang lemah.
  • Keberhasilan meningkatkan
    penghargaan kepada murid jika murid-murid berprestasi, ada hasil perasaan
    puas, maka harga diri dan dorongan untuk berprestasi semakin tinggi.
  • Manajemen efektif bebas dan
    tidak terbatas. Banyak guru mempercayai bahwa jika manajemen terlalu
    terstruktur, hal itu mengurangi kreativitas murid. Bagaimanapun manajemen
    efektif memberikan kepada murid dengan pedoman yang jelas dan bekerja.
    Keadaan ini menyebabkan pola kerja yang konsisten dan bebas dari
    kebingungan dan disiplin yang kurang terstruktur untuk menghasilkan penuh
    kreativitas mereka.
  • Efektifitas manajemen bersifat
    konsisten. Para guru harus bekerja dalam cara yang sama untuk pengungkapan
    yang sama dari perilaku salah. Guru tidak seharusnya menghukum dengan
    marah atau putus asa. Tentu saja, guru pun seharusnya jangan takut untuk
    amarah sepanjang marah itu tidak mengurangi motivasi dan hukuman yang
    diberikan.
  • Manajemen efektif melibatkan
    perhatian dan pengembangan inovasi. Hal itu seharusnya muncul untuk murid
    bahwa manajemen dilaksanakan oleh guru untuk memelihara pembelajaran murid
    dan mengembangkan inovasi aktivitas pengajaran.
  • Problem manajemen mungkin saja
    tidak menghargai kualitas sistem pengajaran.
  • Manajemen efektif mencakup
    pengaruh ulang terhadap perilaku diinginkan dan penguatan dari perilaku
    yang diinginkan.
  • Guru-guru adalah model dari
    perilaku yang diterima. Pembelajaran yang terobsesi seharusnya dijadikan
    model oleh para guru.
  • Manajemen efektif menuntut
    teamworks, kepala sekolah, guru-guru, orang tua, masyarakat, dan
    profesional pendidikan lainnya. Bekerja secara konsisten menuju tujuan
    yang sama.

Untuk keberhasilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, menurut Urlich dkk ada tiga perlakuan yang harus
dilakukan guru yaitu : Pertama, They are well organized in their planing,
Kedua, they communikate effectively with their students, and, Ketiga, they have
high expectations of their student.

H. Mengajar yangefektif 

Mengajar adalah membimbing siswa
agar mereka mengalami proses belajar. Dalam belajar para siswa menghendaki
hasil belajar yang efektif: Demi tuntutan tersebut guru harus membantu dengan
cara mengajar yang efektif pula. Mengajar efektif adalah mengajar yang dapat
membawa belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus
mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang dimaksudkan hanya dapat tejadi
apabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip mengajar.

Mursel dalam hal ini mengemukakan
enam prinsip mengajar, yang apabila ke-enam prinsip mengajar itu
digunakan/ditempatkan dengan sebaik-baiknya maka’-iklim belajar yang menunjang
terciptanya kondisi bagi terjadinya proses belajar akan dicapai[36].
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Konteks

Belajar, sebagian besar tergantung
pada konteks be1ajar itu sendiri .. Situasi problematis yang mencakup tugas
untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka konteks yang dianggap penting
dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi peserta yang aktif,
justru karena tujuan itu sendiri. Hendaknya tugas itu dinyatakan dalam kerangka
suatu konteks yang sifatnya konkret, dapat ditiru dan dapat dilaksanakan dengan
teratur. Selain itu, tugas tersebut harus dapat memberikan dorongan
seiuas-Iuasnya untuk bereksperimentasi, bereksplorasi, dan daya penentu. Tugas
tersebut dapat juga mengarah kepada penguasaan melalui pengertian dan pemahaman
serta yang memungkinkan transfer dari dan ke pihak lain. Ciri-ciri konteks yang
baik adalah:

  • Dapat membuat pelajar menjadi
    lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat
  • Terdiri dari pengalaman yang
    aktual dan konkret pengalaman konkret yang dinamis merupakan alat untilk menyusun
    pengertian, bersifat sederhana dan pengalaman itu dapat ditiru untuk
    diulangi. 

b. Fokus

Proses pembelajaran perlu
diorganisasikan dengan bahan be1ajar. Di samping itu pembelajaran yang penuh
makna dan dektit harus diorganisasikan di sekitar suatu fokus. Pengajaran akan
berhasil dengan menggunakan fokalisasi, sehingga mutu pembelajaran lebih
meningkat. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang
memiliki ciri-ciri yang baik, seperti uraian berikut ini.

1) Memobilisasi tujuan

Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, pengajaran harus dapat membangkitkan keinginan untuk belajar. Konteks
bermaksud membangkitkan tujuan, sedangkan fokus merumuskan dan mengarahkan
tujuan. Jadi fokus belajar mengajar yang baik harus mampu memobilisasi
keinginan belajar. Memberi bentuk dan uniformitas pada belajar 

2) Belajar yang efektif mempunyai
ciri antara lain uniformitas (keseragaman).

Keseragaman artinya terdapat
koordinasi intern dari relasi-relasi yang terdapat dalam unit pelajaran itu, at
au terdapat strukturalisasi sehingga dapat menirnbulkan fokus yang wajar.

3) Mengorganisasi belajar sebagai
suatu proses eksplorasi dan penemuan

Fokus yang baik harus rnenirnbulkan
suatu pertanyaan yang perlu dijawab,. suatu soal yang perlu dipecahkan, suatu
pengertian yang harus dipaharni dan digunakan. Dengan dernikian, akan tirnbul
organisasi belajar yang tepat, yang rnernungkinkan terjadi proses penangkapan
pengertian, rnelihat eksplorasi dan penernuan. Seorang guru yang baik akan
selalu berusaha rnengajak siswa belajar rnelalui penernuan dan pernecahan soal
atau masalah.

c. Sosialisasi

Dalam proses belajar siswa melatih
bekerja sarna dalarn kerja kelornpok, diskusi dan sebagainya. Mereka
bertanggung jawab bersama dalam proses pepemecahan masalah. Timbulnya
pertanyaan, saran, dan komentar mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut dan
berusaha memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektivitas belajar sebagian
besar tergantung pada kerangka sosial tempat belajar itu sangatlah berlaku. Di
sini berlaku prinsip pengajaran sosialisasi. Kondisi sosial pada suatu kelas
banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar yang sedang berlangsung di
kelas itu.

e. lndividualisasi

Dalam mengorganisasi belajar
mengajar guru memperhatikan taraf kesanggupan siswa dan merangsangnya untuk
menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya.
BeIajar dengan penuh makna harus dilaksanakan sesuai dengan bakat dan
kesanggupan serta dengan tujuan siswa sendiri, dan dengan prosedur
eksperimental yang berlaku. lndividu yang satu bebeda dengan individu yang
lain. Belajar memang harus merupakan persoalan individual, tetapi sejauh mana
percobaan cara belajar itu dari yang dilakukan oleh individu lain, hal ini
perlu dikctahui.

f. Urutan

Belajar sebagai gejala tersendiri
dan pada mengorganisasikannya dengan tetap berdasarkan prinsip konteks,
fokalisasi, sosialisasi, dan individualisasi. Namun demikian, guru juga harus
mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara
tepat menurut waktu atau urutannya. Untuk mencari garis yang memisahkan belajar
yang tersendiri dari rangkaian proses belajar adalah merupakan suatu abstraksi.
Tidak mungkin unit pelajaran yang satu tepisah dengan unit-unit lain. Atau
beberapa unit terpisah dari keseluruhan pelajaran itu. Bila hendak mencapai
belajar yang otentik, organisasi rangkaian atau urutan dari belajar dengan
penuh makna harus dengan sendirinya bermakna pula.

g. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti
hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang
melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar
maka evaluasi harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Usaha belajar
yang efektif dan suses ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif
akan mengenai pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dari
pengajaran sebagai unsur intergral di dalam organisasi belajar yang wajar.

III. KESIMPULAN

Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pada
hakikatnya pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar
yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun
bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman
yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat
memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka.

Untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan suasana
serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu
melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu
untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran
harus adanya factor factor pendukung tertentu seperti lingkungan
belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai
serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.

Upaya-upaya
yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara
kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan
pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.