Bacaan Surat An Naba Arab, Latin, dan Terjemahannya.
Surat An Naba merupakan surat pertama dari Juz 30 atau Juz Amma. Dinamakan An Naba karena diambil dari ayat pertama surah an Naba yaitu amma yatasa. Surat ini sering dinamakan dengan surah amma yatasa alun. QS An Naba terdiri dari 40 ayat yang termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan setelah surah al-Ma’arij.
Berikut ini Bacaan Surat An Naba secara lengkap dengan tulisan Arab, Latin dan Terjemahaanya.
ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang
عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَۚ
‘Amma yatasā’alūn(a).
1. Tentang apakah mereka saling bertanya?
عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ
‘Anin naba’il-‘aẓīm(i).
2. Tentang berita yang besar (hari Kebangkitan)
الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَۗ
Allażī hum fīhi mukhtalifūn(a).
3. Yang dalam hal itu mereka berselisih.
كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَۙ
Kallā saya‘lamūn(a).
4. Sekali-kali tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ
Ṡumma kallā saya‘lamūn(a).
5. Sekali lagi, tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ
Alam naj‘alil-arḍa mihādā(n).
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan
وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ
Wal-jibāla autādā(n).
7. Dan gunung-gunung sebagai pasak?
وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ
Wa khalaqnākum azwājā(n).
8. Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan.
وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ
Wa ja‘alnā naumakum subātā(n).
9. Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat.
وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ
Wa ja‘alnal-laila libāsā(n).
10. Kami menjadikan malam sebagai pakaian.
وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ
Wa ja‘alnan-nahāra ma‘āsyā(n).
11. Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan.
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًاۙ
Wa banainā fauqakum sab‘an syidādā(n).
12. Kami membangun tujuh (langit) yang kukuh di atasmu.
وَّجَعَلْنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًاۖ
Wa ja‘alnā sirājaw wahhājā(n).
13. Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari).
وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَاۤءً ثَجَّاجًاۙ
Wa anzalnā minal-mu‘ṣirāti mā’an ṡajjājā(n).
14. Kami menurunkan dari awan air hujan yang tercurah dengan deras.
لِّنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًاۙ
Linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā(n).
15. Agar Kami menumbuhkan dengannya biji-bijian, tanam-tanaman,
وَّجَنّٰتٍ اَلْفَافًاۗ
Wa jannātin alfāfā(n).
16. Dan kebun-kebun yang rindang.
اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيْقَاتًاۙ
Inna yaumal-faṣli kāna mīqātā(n).
17. Sesungguhnya hari Keputusan itu adalah waktu yang telah ditetapkan,
يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ اَفْوَاجًاۙ
Yauma yunfakhu fiṣ-ṣūri fa ta’tūna afwājā(n).
18. (Yaitu) hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong.
وَّفُتِحَتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ اَبْوَابًاۙ
Wa futiḥatis-samā’u fa kānat abwābā(n).
19. Langit pun dibuka. Maka, terdapatlah beberapa pintu.
وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ
Wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā(n).
20. Gunung-gunung pun dijalankan. Maka, ia menjadi (seperti) fatamorgana.
اِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًاۙ
Inna jahannama kānat mirṣādā(n).
21. Sesungguhnya (neraka) Jahanam itu (merupakan) tempat mengintai (bagi penjaga neraka).
لِّلطّٰغِيْنَ مَاٰبًاۙ
Liṭ-ṭāgīna ma’ābā(n).
22. (Dan) menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.
لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ
Lābiṡīna fīhā aḥqābā(n).
23. Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama.
لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَّلَا شَرَابًاۙ
Lā yażūqūna fīhā bardaw wa lā syarābā(n).
24. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,
اِلَّا حَمِيْمًا وَّغَسَّاقًاۙ
Illā ḥamīmaw wa gassāqā(n).
25. Selain air yang mendidih dan nanah,
جَزَاۤءً وِّفَاقًاۗ
Jazā’aw wifāqā(n).
26. Sebagai pembalasan yang setimpal.
اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ
Innahum kānū lā yarjūna ḥisābā(n).
27. Sesungguhnya mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan.
وَّكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كِذَّابًاۗ
Wa każżabū bi’āyātinā kiżżābā(n).
28. Mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.
وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ كِتٰبًاۙ
Wa kulla syai’in aḥṣaināhu kitābā(n).
29. Segala sesuatu telah Kami catat dalam kitab (catatan amal manusia).
فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا
Fa żūqū falan nazīdakum illā ‘ażābā(n).
30. Oleh karena itu, rasakanlah! Tidak akan Kami tambahkan kepadamu, kecuali azab.
اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ
Inna lil-muttaqīna mafāzā(n).
31. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (ada) kemenangan (surga),
حَدَاۤىِٕقَ وَاَعْنَابًاۙ
Ḥadā’iqa wa a‘nābā(n).
32. (Yaitu) kebun-kebun, buah anggur,
وَّكَوَاعِبَ اَتْرَابًاۙ
Wa kawā‘iba atrābā(n).
33. Gadis-gadis molek yang sebaya,
وَّكَأْسًا دِهَاقًاۗ
Wa ka’san dihāqā(n).
34. Dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا كِذّٰبًا
Lā yasma‘ūna fīhā lagwaw wa lā kiżżābā(n).
35. Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia dan tidak pula (perkataan) dusta.
جَزَاۤءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابًاۙ
Jazā’am mir rabbika ‘aṭā’an ḥisābā(n).
36. (Hal itu) sebagai balasan (dan) pemberian yang banyak dari Tuhanmu,
رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ
Rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumar-raḥmāni lā yamlikūna minhu khiṭābā(n).
37. (yaitu) Tuhan (pemelihara) langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Maha Pengasih. Mereka tidak memiliki (hak) berbicara dengan-Nya.
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Yauma yaqūmur-rūḥu wal-malā’ikatu ṣaffā(n), lā yatakallamūna illā man ażina lahur-raḥmānu wa qāla ṣawābā(n).
38. Pada hari ketika Rūḥ dan malaikat berdiri bersaf-saf. Mereka tidak berbicara, kecuali yang diizinkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia mengatakan yang benar.
ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا
Żālikal-yaumul-ḥaqq(u), faman syā’attakhaża ilā rabbihī ma’ābā(n).
39. Itulah hari yang hak (pasti terjadi). Siapa yang menghendaki (keselamatan) niscaya menempuh jalan kembali kepada Tuhannya (dengan beramal saleh).
اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرٰبًا
Innā anżarnākum ‘ażāban qarībā(n), yauma yanẓurul-mar’u mā qaddamat yadāhu wa yaqūlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā(n).
40. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu akan azab yang dekat pada hari (ketika) manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya dan orang kafir berkata, “Oh, seandainya saja aku menjadi tanah.”
Makna Terkandung Dalam Surat An Naba
An-Naba dalam bahasa arab artinya berita, yaitu berita yang penting yang sedang mereka bicarakan. Bahkan Allah Subhanallahu wata’ala sifatkan dalam hal ini dengan الْعَظِيمِ yaitu berita yang besar. Para ahli tafsir memiliki 3 pendapat tentang makna firman Allah Subhanallahu wata’ala النَّبَإِ الْعَظِيمِ “tentang berita yang besar”
Apa yang dimaksud dengan berita yang besar ini? Sebagian salaf mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan berita yang besar tersebut adalah Al–Qur‘an Al-‘Adzim. Ini pendapat sebagian ahli tafsir bahwasanya yang mereka perselisihkan dan ingkari adalah Al-Qur’an al-Karim
Sebagian pendapat yang lain menyatakan bahwa yang dimaksud dengan النَّبَإِ الْعَظِيمِ adalah kerasulan Nabi Muhammad. Mereka sangat mengingkari kenabian Muhammad. Meskipun mereka mengenal dan menggelari Nabi sebagai Al-Amiin (orang yang sangat amanah dan terpercaya), akan tetapi mereka kaget dan tidak menduga bahwa Muhammad akan menyatakan bahwa dirinya adalah utusan Allah.
Pendapat ketiga yaitu bahwa yang mereka ingkari dan mereka perdebatkan adalah hari kiamat atau hari kebangkitan setelah kematian. Kaum musyrikin mengingkari bahwa orang yang telah meninggal dunia akan dibangkitkan oleh Allah.
Adapun kematian maka kaum musyrikin tidaklah mengingkarinya, karena mereka telah melihat langsung bahwasanya orang hidup akan meninggal. Yang membuat mereka heran adalah bagaimana yang mati bisa dihidupkan kembali? Inilah yang mereka pertanyakan عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ yaitu tentang hari kiamat.
Apabila dicermati, konteks ayat yang Allah sebutkan berbicara tentang hari kebangkitan. Sehingga pendapat yang lebih kuat dari 3 pendapat ini bahwa yang dimakskud dengan النَّبَإِ الْعَظِيمِ “berita yang besar” adalah berita dahsyat tentang hari kebangkitan pada hari kiamat. Pendapat ketiga ini dipilih oleh Ibnu Jarir At-Thabari (lihat : Tafsir At-Thabari 7/24), al-Baghawi (lihat Tafsir Al-Baghawi 8/309), Ibnu Katsir (lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/302), dan Asy-Syaukani (lihat Fathul Qodir).
Itulah makna dari QS. An Naba ayat 1-40. Semoga Bacaan Surat An Naba Arab, Latin, dan Terjemahannya ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin