MAKALAH KESEHATAN PADA IBU HAMIL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi (Derek, 2005). Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah (Zulhaida, 2005).
WHO melaporkan bahwa setengah ibu hamil mengalami anemia, secara global 55% dimana secara bermakna trimester III lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan trimester I dan II. Masalah ini disebabkan kurangnya defesiensi zat besi dengan defisiensi zat gizi lainnya (Mc Carthy dan Maine, 1992).
Di negara yang berkembang termasuk Indonesia masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian wanita. Tidak dapat dipungkiri lagi dari masa kehamilan menjadi saat yang paling berbahaya bagi wanita dalam hidupnya (Nurn, 2002).
Di Indonesia prevalensi anemia tahun 1970-an, wanita hamil sekitar 46,5-70% pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992 dengan angka anemia ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan data SKRT turun menjadi 50,9%. Pada tahun 1999 didapatkan anemia gizi pada ibu hamil sebesar 39,5%, tahun 2001, didapatkan anemia zat gizi pada ibu hamil mencapai 40,1%, banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status sosial ekonomi, serta perolehan tablet zat besi (Fe) (Pasaribu, 2006).
Di Sumatera Utara tahun 2001 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe), sehingga menyebabkan ibu menderita anemia (Amiruddin, 2007).
Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%. Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi yang dianjurkan. Jarak kehamilan dan persalinan yang berdekatan dengan ibu hamil dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2002). Dari data yang didapatkan di Kantor Dinas Kesehatan Sibolga jumlah ibu hamil selama tahun 2008 sebanyak 2224 orang orang dan ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 325 orang.
Berdasarkan hasil survey, data yang didapatkan bahwa jumlah ibu hamil di Kelurahan Aek Muara Pinang pada bulan Maret-Juni sebanyak 40 orang yang mengalami anemia 15 orang (26,7%) mengalami anemia.
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui “Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi selama kehamilan di Kelurahan Aek Muara Pinang Sibolga Selatan Tahun 2008”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu : “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan di Kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009?”.
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan di Kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009.
C.2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan berdasarkan umur.
- Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan berdasarkan pendidikan.
- Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan berdasarkan pekerjaan.
- Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan berdasarkan paritas.
- Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan berdasarkan sumber informasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
Sebagai referensi bagi perpustakaan atau sebagai bahan acuan bagi penelitian tentang manfaat asupan gizi untuk ibu hamil.
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan penelitian tentang manfaat asupan gizi untuk ibu hamil serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Nauli Husada Sibolga.
3. Bagi Ibu
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran bagi ibu hamil tentang manfaat gizi dalam kehamilan di Kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
A.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003). Menurut Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan, yakni :
- Awarenes (kesadaran), dimana responden menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
- Interest (merasa tertarik) dimana responden mulai tertarik dengan stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul .
- Evaluation (menimbang-nimbang)terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
- Trial (mencoba), dimana responden mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.
- Adoption (beradaptasi), dimana responden sudah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
A.2. Tingkat Pengetahuan Dalam Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dalam kogniti dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi real (sebenarnya).
4. Analisis (Analilysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang diukur dari suatu objek penelitian atau responden.
A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarkan
1. Umur
Umur adalah suatu variabel yang sudah diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi, yaitu pada angka kesakitan ataupun angka kematian, hampir smua keadaan menunjukkan pada keadaan umur seseorang. Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2002) yang menyatakan bahwa semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian itu perlu dipertimbangkan umur dan proses belajar, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi yang baru, semakin meningkat batas seseorang, maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan (pengertian, pendapat, konsep-konsep), sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru (Notoatmodjo, 2003).
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Dimana seluruh bidang pekerjaan umumnya di perlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang baik, setiap orang harus dapat bergaul dengan orang lain, setiap orang harus bergaul dengan teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan dapat berperan dalam pengetahuan (Notoatmodjo, 2003)
4. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang hidup maupun yang mati dimana bayi telah Viable.
Paritas dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
- Primipara adalah ibu dengan paritas
- Multipara adalah golongan ibu dengan paritas 2-5
- Grande multipara adalah golongan ibu dengan paritas 2-3 (Prawiroharjo. S,1999)
- Tingkat paritas lebih menarik perhatian dalam penelitian terhadap hubungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparis tinggi.
- Sumber Informasi
Sumber informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan, informasi yang diperoleh dalam menyampaikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2005).
B. Kehamilan
B.1. Definisi Kehamilan
Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir permulaan persalinan (Manuaba, 1998).
Konsepsi dapat terjadi jika beberapa kriteria berikut dipenuhi :
- Senggama harus terjadi pada bagian siklus repoduksi wanita yang tepat.
- Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehari pada saat ovulasi.
- Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
- Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan membuahi ovum.
Konsepsi memiliki kemungkinan yang paling berhasil jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovulasi (Jones, 2006).
Menurut Mochtar (1998) lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm 280-300 hari dengan perhitungan sebagai berikut :
- Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat badan janin 1000 gram, bila berakhir disebut keguguran (abortus).
- Kehamilan 28-36 minggu, dengan berat badan janin 1000-2500 gram. Bila terjadi persalinan, disebut partus prematurus.
- Kehamilan melebihi 28 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir janin disebut post matur (serotinus).
Kehamilan terbagi atas 3 trimester yaitu :
– Kehamilan trimester I antara 0-12 minggu
– Kehamilan trimester II antara 12-28 minggu
– Kehamilan trimester III antara 28-40 minggu.
Tanda-tanda kehamilan menurut Mochtar (1998) dibagi menjadi 3 yaitu:
- Tanda presumtif : amenorea (tidak haid), mual, muntah, mengidam, anoreksia (tidak selera makan), sering miksi, pigmentasi kulit.
- Tanda kemungkinan hamil : perut membesar, uterus membesar.
- Tanda-tanda pasti hamil (tanda positif) : gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin, denyut jantung janin, terlihat tulang janin dalam foto rongent.
B.2. Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi, (Supriadi dkk, 2001).
B.3. Asupan Gizi Yang Dibutuhkan Selama Kehamilan
Ibu yang memerlukan makanan lebih banyak dari biasanya. Selain itu untuk keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya, untuk itu sebaiknya ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut :
- Kalori, Asupan kalori harus ditambah 300-400 kkal per hari selama kehamilan, tambahan kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna. Contohnya makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Umbi-umbia berfungsi untuk kenaikan metabolisme dan keperluan tenaga si ibu.
- Asam folat, pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan embrio janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel. Contohnya makanan yang mengandung kalori yaitu : sejenis sayuran dengan daun hijau yaitu kubis, bayam dan brokoli, kentang, kacang hijau serta buah-buahan asam yaitu jeruk manis, jus jeruk dan buah anggur.
- Protein, Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pertumbuhan janin dan pertumbuhan dan perkembangan plasenta, contoh: susu, keju, telur, daging.
- Vitamin A, vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, mata dan pertumbuhan sel dan jaringan ibu dan janin. Contoh : mentega, sayuran dan buah.
- Kalsium, Kalsium 100 mg/hari diperlukan untuk menjaga pembentukan tulang dan rangka janin, pembentukan gigi janin dan kenaikan metabolisme kalsium ibu. Contoh makanannya : susu, keju dan daging.
- Zat besi, zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan carah. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia berbahaya bagi ibu dan bayinya. Sontohnya : daging sapi, domba, ayam kalkun, sardin, serta sayuran berdaun seperti brokoli, ercis, kubis, daun bawang dan bayam, beras, kacang-kacangan.
- Vitamin C, bermanfaat untuk memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh dan pembentukan jaringan ikat. Contohnya : jeruk manis, buah anggur, tomat, dll.
- Vitamin D, berguna untuk pembentukan tulang karena penyerapan kaslisum. Contoh : sardin dan makarel, telur dan produk susu lainnya, serta makanan yang diperkaya seperti margarin atau sereal.
- Iodium, iodium dalam tubuh ibu hamil diperlukan sebanyak 175 mg/hari selama kehamilan, ini berfungsi untuk menaikkan metabolisme basal.
- Magnesium dari ibu hamil diperlukan guna untuk metabolisme energi dan protein, aktivitas enzim, penguat otot tubuh, (Ernel, 2005).
- Kebutuhan makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil bila kondisi badan si ibu tidak terganggu, maka jumlah atau besar makanan yang dapat dimakan adalah :
1. Pada trimester I
Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi berat badan menurun. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual, muntah. Untuk itu ibu dianjurkan porsi makan kecil tapi sering.
2. Trimester II
Nafsu makan membaik, maka makanan yang baik diberikan 3 kali sehari ditambah 1 kali makanan selingan, hidangan lauk pauk hewan seperti telur, ikan, daging, hati.
3. Pada trimester III, yaitu kehamilan umur 6-7 bulan, dimana pada trimester ini makanan harus disesuaikan dengan keadaan ibu, bila ibu hamil mempunyai berat badan lebih, maka makanlah yang mengandung sumber energi dan lemak harus dikurangi dan memperbanyak mengkonsumsi sayur dan buah yang segar.
Beberapa prinsip makanan yang baik selama kehamilan (Suririnah, 2004) :
- Rubahlah cara makan, meskipun sudah makan dengan baik, ibu hamil sebaiknya membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori (untuk energi). Vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan bayi.
- Hindari makanan yang dapat membahayakan ibu dan janin seperti : daging dan telur mentah, keju lunak, alkohol, juga kafein.
- Jangan diet selama kehamilan, kehamilan bukan masa yang tepat untuk diet, hanya akan membahayakan ibu dan bayi.
- Makan dengan porsi kecil tapi sering, pada trimester pertama biasanya terdapat keluhan mual muntah (Morning Sickness), cobalah atasi dengan makan dengan porsi kecil tapi sering, hindari makanan pedas dan berminyak.
- Minum vitamin ibu hamil secara teratur.
- Minum air yang cukup gelas sehari.
- Makanlah makanan yang berserat, buah-buahan dan syuran.
Beberapa menu makanan ibu hamil yang baik selama masa kehamilan yaitu sebagai berikut :
• Sarapan Pagi
2 lembar roti gandum
1 gelas (200 ml) susu calsium
1 butir telur rebus
Selingan : buah pepaya 150 gram.
• Makan Siang
Nasi putih 8 SM
Ayam bakar 1 potong
Tahu 2 potong sedang
Tempe 2 potong
Sayuran rebus sesuka
Selingan : buah melon 150 gram
Puding 2 potong.
• Makan Malam
Nasi putih 8 SM
Sup jagung ayam
Tumis brokoli
Sapi lada hitam
Sebelum tidur : susu kalsium 1 gelas
(dr. Nany Djaja, SPGK, 2007).
Sumber : Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil (Hendrawan, 2004)
Tabel Kecukupan dan Kekurangan Gizi
pada Ibu Hamil
Bagian |
Tanda |
Tanda |
Keadaan umum |
– Gesit, |
Lesu, apatis |
Berat badan |
– Normal |
Lebih kurang (sering kurang) |
Postur |
– Tegak, |
Bahu menurun, dada cekung, bungkuk. |
Otot |
– Kuat, |
Lemah, jalan tidak tegak |
Pencernaan |
– Nafsu |
Kurang nafus makan, pencernaan kurang baik, diare, |
Jantung |
– Detak – Tekanan |
Detak jantung tak ada, bising, cepat, |
Vitalitas umum |
– Ketahanan |
Mudah letih, kurang tenaga, mudah mengantuk, lesu. |
Rambut |
– Mengkilat,keras, |
Seperti serabut, tak mengkilau, kurus, jarang, mudah |
Kulit |
– Licin, |
Kasar, kering, pucat banyak |
Muka dan leher |
– Warna sama, |
Keabuan, bersisik, bengkak, kehitaman dibawah mata, |
Bibir |
– Licin, |
Kering, bersisik, merah dan bengkak, luka disudut bibir |
Mulut |
– Tidak luka |
Bengkak dan mulut kotor |
Gusi |
– Merah normal |
Mudah berdarah |
Lidah |
– Merah |
Bengkak, merah tua, jongot membesar atau mengecil. |
Gigi |
– Tak |
Lubang dak tambal, ompong, pisisi |
Mata |
– Bersinar, |
Selaput dalam mata pucat, merah. |
Kelenjar |
– Tidak |
Pembesaran genodok |
Kuku |
– Keras |
Bentuk seperti sendok dan rapuh. |
Tungkai |
– Kaki |
Bengkak, nyeri betis, lemah. |
1. Umur |
|
|
Baik |
: |
apabila skor yang diperoleh 76-100%, bila jumlah soal |
|
Cukup |
: |
Apabila skor yang diperoleh 56-75%, bila jumlah soal |
|
Kurang |
: |
Bila skor yang diperoleh <55%, bila jumlah soal |
Skala |
: |
Ordional |
|
Alat |
: |
Kuesioner |
a. Pendidikan |
: |
SD, SLTP sederajat |
b. Pendidikan |
: |
SMA sederajat |
c. Pendidikan |
: |
Akademi, Sarjana |
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah “Gambaran pengetahuan ibu tentang asupan gizi selama kehamilan di Kelurahan Aek Muara Pinang Sibolga Selatan Tahun 2009 dapat digambarkan sebagai berikut :
BAGAN III A
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independent Variabel Dependent
B. Definisi Operasional
B.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh responden tentang asupan gizi selama kehamilan, dengan kategori :
B.2. Umur
Adalah usia responden saat dilakukan penelitian dengan kategori :
a. 21-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. 31-35 tahun
d. 36-40 tahun
Skala ukur : Interval
Alat ukur : Kuesioner
B.3. Pendidikan
Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan oleh responden, dengan kategori :
Skala ukur : Ordinal
Alat ukur : Kuesioner
B.4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau akrivitas responden sehari-hari, dengan kategori :
a. Pegawai Negeri
b. Pegawai swasta
c. Wiraswasta
d. IRT (Ibu rumah tangga)
Skala ukur : Nominal
Alat ukur : Kuesioner
B.5. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan responden baik labir hidup maupun mati
Skala ukur : Ordinal
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : a. 0 orang
b. 1 orang
c. 2 orang
d. 3 orang
e. >4 orang
B.6. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah media yang digunakan responden untuk mendapatkan pengetahuan. Sumber informasi dapat berasal dari :
a. Media cetak : surat kabar, majalah, buku, pamflet
b. Media elektronik : televisi, Radio, Internet
c. Tenaga Kesehatan : dokter, bidan, perawat, dll.
Skala ukur : Nominal
Alat ukur : Kuesioner
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi selama kehamilan di Kelurahan Aek Muara Pinang Tahun 2009.
D. Lokasi Penelitian
D.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009 dengan alasan :
a. Karena ibu yang sedang hamil bersedia diwawancarai sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan dalam sampel penelitian
b. Karena lokasi tersebut tidak pernah dilakukan penelitian tentang gizi ibu hamil selama kehamilan di lokasi tersebut.
D.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan April – Juli tahun 2009 dengan kegiatan antara lain : pengajuan judul, ACC judul, Penyusunan BAB I, Penyusunan BAB II, Penyusunan BAB III, Membuat Kuesioner, Perispan Ujian Proposal, Ujian Proposal, Penelitian, Penyusunan BAB IV dan BAB V, Konsul BAB IV dan BAB V, Ujian KTI
E. Populasi dan Sampel
E.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Kelurahan Aek Muara Pinang Sibolga Selatan sebanyak 32 orang.
E.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, artinya semua populasi dijadikan sampel penelitian, yaitu sebanyak 32 orang.
F. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer, dengan membagikan kuesioner sebagai alat ukur, kemudian kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti, setelah kuesioner tersebut selesai diisi oleh responden. Namun terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang kuesioner yang akan diberikan untuk mengetahui tingkat
G. Pengolahan Data dan Analisa Data
G.1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memeriksa (Editing)
Dilakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang telah diteliti kemudian melakukan pendataan ulang terhadap responden bila terdapat kesalahan atau kekurangan.
2. Pengkodean (Coding)
Data yang telah terkumpul diberi kode dalam bentuk angka untuk mempermudah dalam pengolahan data.
3. Tabulasi (Tabulating)
Setelah data diolah, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.
G.2. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari jumlah presentase yang terbesar dari jumlah masing-masing responden, selanjutnya dihubungkan dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Jakarta
Amiruddin, 2007, Asupan Gizi Pada Ibu Hamil, http://ridwan_com.medan
Arisman MB, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, EGC : Jakarta
Eisenberg, 1999, Makanan Selama Kehamilan, Arcan : Jakarta
Erna Francin Paath, dkk, 2005, Gizi Tentang Kesehatan Reproduksi, FKUI: Jakarta
Hurlock, 1999, Psikologi Perkembangan, Edisi 5, Jakarta
Manuaba, 1998, Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC : Jakarta
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, EGC : Jakarta
Nadesul,2004, Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil, Puspaswara : Jakarta
Notoadmodjo S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta
Supriasiah, dkk, 2001, Penilaian Status Gizi, EGC : Jakarta
Suririnah, 2004, Beberapa Prinsip Makanan Yang Baik Selama Kehamilan, Puspaswara : Jakarta
Zulhaidah, 2003, Status Gizi, http://zulhaidah@telkom.net, Jakarta