Bacaan Surat Al Ma’un dan Terjemahannya

Bacaan Surat Al Ma’un Arab, Latin, dan Terjemahannya.

Surat Al Ma’un adalah  salah satu surat pendek yang terdapat dalam juz ke-30. Merupakan surat ke-107 dalam urutan Al Quran dan diturunkan sesudah surat At Takatsur.

Para ulama berselisih pendapat tentang status surat Al Ma’un, apakah tergolong Makkiyah atau Madaniyah. Jumhur ulama menyatakan bahwa surat Al-Ma’un adalah Makkiyah berdasarkan topik pembahasan surat tersebut. Karena surat ini berisikan tentang keadaan orang-orang yang mendustakan agama. Maka lebih tepat jika ayat ini ditujukan untuk orang-orang musyrikin yang mendustakan agama dan hari kebangkitan.

Namun ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa surat Al-Ma’un adalah Madaniyyah. Hal ini juga bisa diperhatikan pada bagian yang menceritakan tentang orang-orang yang shalat tetapi riya’. Perilaku tersebut adalah perilaku orang-orang munafik dan orang-orang munafik tidak ada di Mekkah, melainkan baru muncul di kota Madinah. Bahkan ada sebagian ulama yang lain yang menyatakan setengah surat Al-Ma’un turun di Mekkah setengahnya lagi turun di Madinah (lihat Tafsir As-Sam’aani 6/288)

Berikut ini Bacaan Surat Al Ma’un secara lengkap dengan tulisan Arab, Latin dan Terjemahaanya.

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Bismillahi rrahmani rrahim.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

‘Abasa wa tawallā.

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

Fa żālikal-lażī yadu‘‘ul-yatīm(a).

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim.

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa‘āmil-miskīn(i).

3. Dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

Fawailul lil-muṣallīn(a).

4. Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat,

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn(a).

5. (Yaitu) yang lalai terhadap salatnya,

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

Allażīna hum yurā’ūn(a).

6. Yang berbuat riya,

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

Wa yamna‘ūnal-mā‘ūn(a).

7. Dan enggan (memberi) bantuan.

Makna Terkandung Dalam Surat Al Ma’un

Surat ini mejelaskan tentang pentingnya keimanan kepada hari kiamat dan hukuman di akhirat. Orang yang yakin akan hari pembalasan akan beramal sholeh di dunia dan menghindari perbuatan dzalim. Sebaliknya orang yang kufur akan hari kiamat akan merasa bebas untuk melakukan kemaksiatan. Keimanan terhadap hari akhir akan tercermin dalam sifat seseorang dan menjadikannya berperilaku baik.

Salah satu tanda orang yang mendustakan hari kiamat ialah tidak peduli dan bahkan menyakiti anak yatim. Secara syariat anak yatim didefinisikan sebagai anak yang ayahnya telah meninggal dunia sebelum ia beranjak dewasa. Orang yang tidak peduli dan menyakiti anak yatim dikatakan telah kehilangan sifat kasih sayang dari hatinya.

Selain itu sifat dari orang yang mendustakan hari pembalasan ialah dia tidak menganjurkan untuk memberi makan kepada orang miskin. Dia pelit dan tidak yakin apa yang dia berikan akan dibalas oleh Allah di dunia dan akhirat kelak.

سَاهُونَ  dalam bahasa Arab artinya lupa, maksudnya lalai dalam mengerjakan shalat. Termasuk di dalamnya, orang-orang yang shalat tidak tepat waktu tanpa ada udzur. Termasuk pula orang yang menunda shalat sampai di penghujung waktu. Seperti seseorang yang sengaja melaksanakan shalat ashar di waktu menjelang maghrib tanpa ada udzur. Shalat seperti ini adalah shalat orang munafiq.

Orang yang ingin dilihat oleh orang lain ketika shalat juga merupakan ciri-ciri orang munafik. Orang seperti ini akan mengerjakan shalat seolah-olah ia adalah orang yang sholeh. Padahal alasan ia mendirikan shalat bukan karena taat kepada Allah, namun ingin terlihat baik di mata orang lain.

Para ulama berselisih pendapat tentang makna الْمَاعُونَ pada ayat ini. Ada yang memaknainya dengan semua benda yang berguna, namun ada pula yang memaknainya dengan pinjaman. Yaitu sesuatu hal yang dipinjamkan dan kemudian akan dikembalikan.

Inilah salah satu sifat orang pelit, jika ada orang lain yang ingin meminjam sebuah barang darinya, dia tidak ingin meminjamkannya walaupun si peminjam menjanjikan untuk mengembalikannya. Padahal meminjamkan sesuatu tidak memberikan kemudorotan kepadanya, toh barangnya akan kembali lagi. Ini menunjukan sifat pelit yang luar biasa. Jika meminjamkan -yang tidak mengurangi hartanya- saja ia enggan apalagi menginfakan hartanya tentu lebih pelit lagi (lihat Tafsir As-Sa’di hal 935)

Itulah makna dari QS. Al-Ma’un ayat 1-7.  Semoga Bacaan Surat Al-Ma’un Arab, Latin, dan Terjemahannya ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin.