Surat Al-Mulk dan Terjemahannya – mediapustaka.com pada pertemuan kali ini akan membahasa salah satu surat
dalam Al-Quran yang banyak sekali memiliki keutamaan yang terkandung di
dalamnya. Surat tersebut adalah surat Al-Mulk. Surat yang memiliki arti
Kerajaan. Surat ini merupakan surat yang berada dalam urutan suat ke-67 dalam
al-Qur’an.
Surat Al-Mulk dan Terjemahannya
Surat ini terasuk kedalam golongan surat Makkiyah, yang terdiri atas
30 ayat. Nama Al Mulk di ambil dari kata Al Mulk yang terdapat pada ayat
pertama surat ini. Surat ini disebut juga dengan At Tabaarak yang berarti Maha
Suci. Berikut ini Bacaan Surat Al-Mulk Arab Latin dan Terjemahannya
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Tabaarakal-ladzii biyadihil mulku wahuwa ‘ala kulli syai-in qadiirun
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu,”(QS.67:1)
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Al-ladzii khalaqal mauta wal hayaata liyabluwakum ai-yukum ahsanu ‘amalaa
wahuwal ‘aziizul ghafuur(u)
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS.67:2)
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ
تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
Al-ladzii khalaqa sab’a samaawaatin thibaaqan maa tara fii khalqir-rahmani min
tafaawutin faarji’il bashara hal tara min futhuurin
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah, sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang.” (QS.67:3)
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا
وَهُوَ حَسِيرٌ
Tsummaarji’il bashara karrataini yanqalib ilaikal basharu khaasi-an wahuwa
hasiirun
“Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu, dengan tidak menemukan sesuatu cacat, dan penglihatanmu itupun dalam
keadaan payah.” (QS.67:4)
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا
لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
Walaqad zai-yannaassamaa-addunyaa bimashaabiiha waja’alnaahaa rujuuman
li-sysyayaathiini wa-a’tadnaa lahum ‘adzaabassa’iir(i)
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar
syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
(QS.67:5)
وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Walil-ladziina kafaruu birabbihim ‘adzaabu jahannama wabi-asal mashiir(u)
“Dan orang-orang yang kafir kepada Rabb-nya, memperoleh azab Jahanam. Dan
itulah seburuk buruk tempat kembali.” (QS.67:6)
إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ
Idzaa ulquu fiihaa sami’uu lahaa syahiiqan wahiya tafuur(u)
“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka
yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,” (QS.67:7)
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ
خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
Takaadu tamai-yazu minal ghaizhi kullamaa ulqiya fiihaa faujun saalahum
khazanatuhaa alam ya’tikum nadziirun
“hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali
dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka
itu) bertanya kepada mereka: ‘Apakah belum pernah datang kepada kamu (di
dunia), seorang pemberi peringatan?’.” (QS.67:8)
قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ
مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا فِي ضَلالٍ كَبِيرٍ
Qaaluuu bala qad jaa-anaa nadziirun fakadz-dzabnaa waqulnaa maa nazzalallahu
min syai-in in antum ilaa fii dhalalin kabiirin
“Mereka menjawab: ‘Benar ada’, sesungguhnya telah datang kepada kami
seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: ‘Allah
tidak menurunkan sesuatupun; kamu (Muhammad) tidak lain hanyalah di dalam
kesesatan yang besar’.” (QS.67:9)
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ
السَّعِيرِ
Waqaaluuu lau kunnaa nasma’u au na’qilu maa kunnaa fii ashhaabissa’iir(i)
“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan
(peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni neraka yang
menyala-nyala’.” (QS.67:10)
فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لأصْحَابِ السَّعِيرِ
Faa’tarafuu bidzanbihim fasuhqan ashhaabissa’iir(i)
“Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala.” (QS.67:11)
إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ
كَبِيرٌ
Innal-ladziina yakhsyauna rabbahum bil ghaibi lahum maghfiratun wa-ajrun
kabiirun
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb-nya, Yang tidak tampak
oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.”
(QS.67:12)
وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Wa-asirruu qaulakum awiijharuu bihi innahu ‘aliimun bidzaatish-shuduur(i)
“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui segala isi hati.” (QS.67:13)
أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Alaa ya’lamu man khalaqa wahuwallathiiful khabiir(u)
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan
dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus, lagi Maha Mengetahui.” (QS.67:14)
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ ذَلُولا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا
مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Huwal-ladzii ja’ala lakumul ardha dzaluulaa faamsyuu fii manaakibihaa wakuluu
min rizqihi wa-ilaihinnusyuur(u)
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rejeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS.67:15)
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ
تَمُورُ
Aamintum man fiissamaa-i an yakhsifa bikumul ardha fa-idzaa hiya tamuur(u)
“Apakah kamu (aman) merasa terhadap Allah, yang di langit, bahwa Dia
menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang,”
(QS.67:16)
أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا
فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
Am amintum man fiissamaa-i an yursila ‘alaikum haashiban fasata’lamuuna kaifa
nadziir(i)
“atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah, yang di langit, bahwa Dia
akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui, bagaimana
(akibat mendustakan) peringatan-Ku.” (QS.67:17)
وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ
Walaqad kadz-dzabal-ladziina min qablihim fakaifa kaana nakiir(i)
“Dan sesungguhnya, orang-orang yang sebelum mereka, telah mendustakan
(rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.” (QS.67:18)
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا
يُمْسِكُهُنَّ إِلا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ
Awalam yarau ilath-thairi fauqahum shaaffaatin wayaqbidhna maa yumsikuhunna
ilaar-rahmanu innahu bikulli syai-in bashiirun
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung, yang mengembangkan
dan mengatupkan sayapnya di atas mereka. Tidak ada yang menahannya (di udara)
selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.”
(QS.67:19)
أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ جُنْدٌ لَكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ
إِنِ الْكَافِرُونَ إِلا فِي غُرُورٍ
Am man hadzaal-ladzii huwa jundun lakum yanshurukum min duunir-rahmani inil
kaafiruuna ilaa fii ghuruurin
“Atau siapakah dia yang menjadi tentara (pengawal) bagimu, yang akan
menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah. Orang-orang kafir itu tidak
lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.” (QS.67:20)
أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَجُّوا فِي
عُتُوٍّ وَنُفُورٍ
Am man hadzaal-ladzii yarzuqukum in amsaka rizqahu bal lajjuu fii ‘utuu-win
wanufuurin
“Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rejeki, jika Allah menahan
rejeki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan
diri.” (QS.67:21)
أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمْ مَنْ يَمْشِي سَوِيًّا
عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Afaman yamsyii mukibban ‘ala wajhihi ahda am man yamsyii sawii-yan ‘ala
shiraathin mustaqiimin
“Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu, lebih
banyak mendapat petunjuk, ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus.”
(QS.67:22)
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ
وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ
Qul huwal-ladzii ansyaakum waja’ala lakumussam’a wal abshaara wal af-idata
qaliilaa maa tasykuruun(a)
“Katakanlah: ‘Dia-lah yang menciptakan kamu, dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati’. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.”
(QS.67:23)
قُلْ هُوَ الَّذِي ذَرَأَكُمْ فِي الأرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Qul huwal-ladzii dzaraakum fiil ardhi wa-ilaihi tuhsyaruun(a)
“Katakanlah: ‘Dia-lah yang menjadikan kamu berkembang-biak di muka bumi,
dan hanya kepada-Nya-lah kelak kamu dikumpulkan’.” (QS.67:24)
وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Wayaquuluuna mata hadzaal wa’du in kuntum shaadiqiin(a)
“Dan mereka berkata: ‘Kapankah datangnya ancaman itu, jika kamu adalah
orang-orang yang benar’.” (QS.67:25)
قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Qul innamaal ‘ilmu ‘indallahi wa-innamaa anaa nadziirun mubiinun
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi
Allah. Dan sesungguhnya, aku (Muhammad) hanyalah seorang pemberi peringatan
yang menjelaskan’.” (QS.67:26)
فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيئَتْ وُجُوهُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَقِيلَ هَذَا
الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَدَّعُونَ
Falammaa ra-auhu zulfatan sii-at wujuuhul-ladziina kafaruu waqiila
hadzaal-ladzii kuntum bihi tadda’uun(a)
“Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka
orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), inilah
(azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.” (QS.67:27)
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِيَ اللَّهُ وَمَنْ مَعِيَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَنْ
يُجِيرُ الْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Qul ara-aitum in ahlakaniyallahu waman ma’iya au rahimanaa faman yujiirul
kaafiriina min ‘adzaabin aliimin
“Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku, jika Allah mematikan aku dan
orang-orang yang bersama dengan aku, atau memberi rahmat kepada kami, (maka
kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang
kafir dari siksa yang pedih’.” (QS.67:28)
قُلْ هُوَ الرَّحْمَنُ آمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ
هُوَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Qul huwar-rahmanu aamannaa bihi wa’alaihi tawakkalnaa fasata’lamuuna man huwa
fii dhalalin mubiinin
“Katakanlah: ‘Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya
dan kepada-Nya-lah kami bertawakal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia
yang berada dalam kesesatan yang nyata’.” (QS.67:29)
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيكُمْ بِمَاءٍ
مَعِينٍ
Qul ara-aitum in ashbaha maa’ukum ghauran faman ya’tiikum bimaa-in ma’iinin
Keutamaan/ Fadillah yang terkandung dalam Surat
Al-Mulk
- Ibnu
Abbas berkata:” Pada suatu hari ada seseorang menghampar jubahnya di atas
kuburan dan dan ia tidak tahu bahwa tempat itu adalah kuburan, ia membaca
surat Al-Mulk, kemudian ia mendengar suara jeritan dari dalam kuburan itu:
inilah yang menyelamatkan aku. Kemudian kejadian itu diceriterakan kepada
Rasullulah SAW,lalu beliau bersabda : surat Al-Mulk dapat menyelamatkan
penghuni kubur dari azab kubur.” - Imam
Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:”surat Al-Mulk adalah penghalang dari siksa
kubur, surat ini termaktub di dalam taurat, barang siapa yang membacanya
di malam hari ia akan memperoleh banyak manfaat dan kebaikan. Sungguh aku
membacanya dalam shalat sunnah sesudah Isya’ dalam keadaan duduk. Ayahku
membacanya pada sian dan malam. Barang siapa yang membacanya, maka ketika
malaikat Munkar dan Nakir akan masuk ke kuburnya dari arah kedua kakinya,
kedua kakinya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan kearahku,
karena hamba ini berpijak kepadaku lalu ia membaca surat Al-Mulk pada
siang dan malam hari; ketika mereka datang kepadanya dari rongganya,
rongganya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan kearahku, karena
hamba ini telah menjagaku dengan surat Al-Mulk; ketika mereka datang
kepadanya dari arah lisannya, lisannya berkaya kepada mereka: kalian tidak
ada jalan ke arahku, karena hamba ini telah membaca surat Al-Mulk setiap siang
dan malam denganku.” - Imam
Muhammad Al-Baqir (sa) :” bacalah surat Al-Mulk, karena surat ini menjadi
penyelamat dari siksa kubur.”
Wallohu a’lam bis showab, semoga bermanfaat bagi diri
sendiri dan para pembaca semuanya.